Prabowo Subianto bersama Megawati Soekarnoputri/Istimewa
Rencana pertemuan dua tokoh bangsa, Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, untuk melakukan rekonsiliasi politik sangat dinantikan seluruh rakyat Indonesia demi menurunkan suhu politik dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Hamdi Al Hamid, saat menanggapi langkah PDIP yang menggugat pencalonan Gibran ke PTUN, Jumat (26/4).
Menurut Habib Syakur, menghadapi perubahan geopolitik internasional yang sangat cepat akibat konflik di benua Eropa dan Timur Tengah, rekonsiliasi politik Prabowo-Megawati akan mampu mengakhiri pertengkaran politik pascakontestasi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024.
Habib Syakur mengingatkan bahwa kontestasi Pilpres 2024 telah selesai, untuk itu semua elemen bangsa harus kembali bahu membahu mensejahterakan rakyat Indonesia.
"Jiwa besar negarawan Prabowo dan Megawati akan mendinginkan suhu politik dalam negeri yang akan membawa bangsa Indonesia semakin siap menghadapi tantangan global ke depan," ujarnya, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Jumat (26/4).
Habib Syakur menegaskan, gugatan hukum pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden ke PTUN oleh PDIP merupakan langkah kontraproduktif yang hanya akan memperlihatkan belum bisa legawa menerima kehendak rakyat dalam pemilihan presiden.
Ia pun menyarankan, ada pembenahan sistem demokrasi yang dimulai dari penyempurnaan regulasi kepemiluan dan menghilangkan cara-cara kotor menghalalkan segala cara dalam meraih kemenangan.
"Seharusnya semua pimpinan partai politik (parpol) segera melakukan evaluasi secara menyeluruh, agar ke depan dalam kontestasi Pilpres, Pileg dan Pilkada lebih baik dengan meminimalisir money politic dalam meraih kemenangan," tutupnya.