Berita

Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie saat bertemu Sekretaris Jenderal Kadin Internasional (International Chamber of Commerce/ICC), John Denton, di Kantor Pusat ICC, Paris, Prancis, Rabu (17/4)/Ist

Politik

Di Kantor ICC Paris, Anindya Bakrie: Fundamental Ekonomi RI Kuat Hadapi Krisis

KAMIS, 18 APRIL 2024 | 14:12 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kondisi fundamental perekonomian Indonesia cukup kuat menghadapi ancaman dampak krisis di Timur Tengah. Kondisi ekonomi makro Indonesia memiliki daya tahan dalam menghadapi ancaman krisis, baik yang disebabkan eskalasi geopolitik maupun geoekonomi global.

Begitu ditegaskan Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie saat bertemu Sekretaris Jenderal Kadin Internasional (International Chamber of Commerce/ICC), John Denton, di Kantor Pusat ICC, Paris, Prancis, Rabu (17/4).

"Saya menyampaikan optimisme bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat menghadapi tekanan, seperti tekanan yang dialami nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS pekan ini," ujar Anindya, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4).


Dipaparkan Anindya, sejumlah indikator yang menunjukkan kekuatan ekonomi makro, antara lain Indonesia masih mampu mencatat pertumbuhan di atas 5 persen.

"Ketika ekonomi global hanya tumbuh rata-rata 2 persen, kita dan segelintir negara, seperti India dan Tiongkok, yang mampu tumbuh di atas 5 persen," ujarnya.

Indikator lainnya adalah laju inflasi yang terkendali, jauh di bawah negara maju anggota OECD lainnya. Laju inflasi Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret lalu sebesar 3,05 persen secara tahunan.

Mengenai penurunan nilai tukar Rupiah yang menembus level psikologis Rp16.000 per Dolar AS, menurut Anindya, bukan yang pertama kali terjadi.

Sebelumnya, pada April 2020, kurs Rupiah juga pernah bernasib sama. Pelemahan nilai tukar tidak hanya dialami Rupiah, tetapi juga mata uang regional lainnya.

"Ini disebabkan oleh ketidakpastian kondisi geopolitik akibat memanasnya Timur Tengah. Belum lagi perang dagang yang meruncing antara AS dan China," jelasnya.

Anindya menegaskan, pemerintah dan Bank Indonesia sudah memiliki pengalaman menghadapi situasi tekanan seperti yang terjadi saat ini.

"Yang terpenting, komunikasi dengan dunia usaha terus dijaga, agar dapat diambil kebijakan yang tepat sasaran," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya