Berita

Benda logam atau puing dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), memiliki tinggi empat inci, jatuh di atap rumah warga di Naples, Florida, pada Maret 2024/Net

Tekno

NASA Konfirmasi Benda Asing yang Timpa Atap Rumah Warga sebagai Sampah Stasiun ISS

RABU, 17 APRIL 2024 | 13:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah mengkonfirmasi bahwa benda asing yang jatuh dan menembus atap rumah warga di Kota Naples, Negara Bagian Florida, bulan lalu, adalah puing dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

NASA mengatakan benda berbentuk silinder tersebut yang jatuh pada tanggal 8 Maret berasal dari palet kargo baterai tua yang dilepaskan dari ISS pada 2021.

Lebih khusus lagi, NASA mengungkapkan dalam sebuah posting blog yang dikutip Rabu (17/4), bahwa objek yang jatuh merupakan komponen pendukung yang digunakan untuk memasang baterai pada palet seberat 2.630 kilogram yang dilepaskan dari stasiun luar angkasa.  

Terbuat dari Inconel (paduan logam yang tahan terhadap lingkungan ekstrim seperti suhu tinggi, tekanan, atau beban mekanis), tiang penyangga yang dipulihkan memiliki berat 1,6 pon dan berukuran tinggi empat inci kali diameter 1,6 inci.

NASA mengatakan perangkat keras tersebut seharusnya terbakar habis saat memasuki atmosfer bumi pada 8 Maret 2024, namun hal itu tidak terjadi.

“Stasiun Luar Angkasa Internasional akan melakukan penyelidikan terperinci terhadap analisis pembuangan dan masuk kembali untuk menentukan penyebab sisa-sisa puing dan untuk memperbarui pemodelan dan analisis, sesuai kebutuhan," kata NASA, seperti dikutip dari The Verge, Rabu (18/4).

"Model-model ini memerlukan parameter masukan yang terperinci dan diperbarui secara berkala ketika puing-puing ditemukan selamat dari atmosfer yang masuk kembali ke tanah," ujarnya.

Sampah yang berhubungan dengan ruang angkasa tidak jarang kembali jatuh ke Bumi. Komponen dari roket yang diluncurkan oleh SpaceX dan baru-baru ini oleh Badan Antariksa Nasional Tiongkok, misalnya, telah menabrak properti, meskipun puing-puing tersebut biasanya terbakar di atmosfer.

NASA mengatakan hal itu juga seharusnya terjadi dalam insiden ini, dan sekarang mereka mencoba mencari tahu mengapa hal itu tidak terjadi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya