Amerika Serikat telah meningkatkan kewaspadaan menyusul adanya potensi serangan balasan dari Iran, setelah Israel menyerang kedutaan Teheran di Suriah.
Seorang pejabat tinggi AS memperingatkan bahwa negara mereka tengah berada pada tingkat kewaspadaan tinggi atas kemungkinan serangan dari Iran yang akan menargetkan aset-aset Israel atau Amerika di wilayah tersebut
"Kami benar-benar berada pada tingkat kewaspadaan yang tinggi, dengan kemungkinan serangan yang terjadi minggu depan (atau akhir Ramadan),” kata pejabat itu yang berbicara secara anonim kepada
CNN, dikutip pada Sabtu (6/4).
Situs berita Amerika, CBS News sendiri juga melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden telah membuka pembicaraan mengenai ancaman serangan dari Iran melalui panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis waktu setempat.
“AS telah memperoleh informasi intelijen bahwa Iran sedang merencanakan serangan balasan yang akan mencakup segerombolan drone Shahed dan rudal jelajah,” kata CBS News dalam laporannya.
Adapun serangan udara yang dilakukan oleh pesawat tempur Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus pada awal pekan ini telah menimbulkan ketegangan lebih lanjut di kawasan tersebut.
Serangan tersebut telah mengakibatkan tewasnya seorang komandan militer Iran dan beberapa penasihat militer Iran lainnya, termasuk seorang komandan senior Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.
Dalam sebuah pernyataan, Korps Pengawal Revolusi Iran menyatakan bahwa Iran memiliki hak untuk mengambil tindakan tegas sebagai respons atas serangan itu dan meminta Amerika untuk minggir.
“Dalam pesan tertulis, Republik Islam Iran memperingatkan para pemimpin AS agar tidak terseret dalam perangkap Netanyahu demi AS: Menjauhlah agar Anda tidak terluka,” tulis wakil kepala staf presiden Iran untuk urusan politik, Mohammad Jamshidi dalam platform X.
Sementara itu, Tentara Israel telah memutuskan untuk memanggil tentara cadangannya ke dalam Array Pertahanan Udara, sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan serangan balasan dari Iran.