Berita

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau bioflok budidaya ikan di Pondok Pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur, Minggu (31/3)/Ist

Bisnis

Budidaya Ikan Sistem Bioflok Mulai Dilirik para Santri

SENIN, 01 APRIL 2024 | 05:38 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Budidaya ikan sistem bioflok disosialisasikan di Pondok Pesantren sebagai upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta meningkatkan ketahanan pangan dan pemenuhan gizi para santri.

“Budidaya ikan sistem bioflok ini sangat menjanjikan keuntungan dan dapat menopang ketahanan pangan dan peningkatan gizi di kalangan santri. Apabila dilakukan sesuai dengan tahapan prosedur budidaya yang benar," ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono saat meninjau bioflok budidaya ikan di Pondok Pesantren Al Ishlah, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur dalam keterangan yang diterima, Minggu (31/3).

Budidaya ikan sistem bioflok di pesantren tersebut terus tumbuh. Jumlahnya bertambah dua kali lipat dari yang semula sebanyak delapan kolam yang diberikan KKP empat tahun lalu. Ukuran kolam bioflok rata-rata berdiameter 3 meter.


“Apabila usaha budidaya ikan dengan sistem bioflok ini bisa terus berkembang, KKP punya LPMUKP untuk meningkatkan kapasitas permodalan UMKM sektor kelautan dan perikanan. Nah kalau sudah memenuhi kriteria dan optimistis usaha budidaya ikan sistem bioflok berkelanjutan dan berkembang, bisa mengajukan permohonan pinjaman BLU LPMUKP. Nantinya skala usahanya dapat menjadi besar,” jelasnya.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu juga menyampaikan bahwa budidaya ikan sistem bioflok merupakan teknologi untuk memicu peningkatan produktivitas perikanan dan ketahanan pangan berprotein. Tentunya secara otomatis juga menghadirkan peluang untuk keterlibatan masyarakat yang lebih banyak.

“Budidaya ikan sistem bioflok di pondok pesantren ini sangat pas, agar asupan protein para santri lebih terpenuhi, karena anak-anak di pondok pesantren adalah anak-anak usia tumbuh yang membutuhkan protein tinggi untuk tumbuh kembang dan kecerdasan,” ungkap Dirjen Tebe.

Dirjen Tebe menambahkan selain dikonsumsi santri untuk tumbuh kembang dan kecerdasan, juga dapat menumbuhkan jiwa entrepreneur para santri sebagai bekal masa depannya sehingga ketika tamat dari pesantren bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan pangan sekaligus usaha melalui budidaya ikan sistem bioflok.

“Kami berpesan budidaya ikan sistem bioflok ini memiliki keunggulan diantaranya tingkat penggunaan pakan menjadi semakin efisien dan terbukti meningkatkan kepadatan dalam kolam. Kami berharap para santri bisa mendukung budidaya ikan sistem bioflok tersebut, bukan bermain main di area sekitar kolam. Tentunya hal penting yang harus diingat dalam budidaya ikan adalah ketekunan dalam pengecekan setiap harinya. Pencatatan merupakan tindakan yang penting dilakukan untuk mendokumentasikan hal penting yang terjadi selama budidaya,” imbuh dia.

Dirjen Tebe mengatakan KKP melalui UPT Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) akan terus melakukan pendampingan teknis agar teknologi bioflok tepat guna dan tidak keliru dalam penerapannya sehingga bisa terasa keunggulan dan keuntungannya.

Teknologi tersebut diyakini bisa meningkatkan pendapatan masyarakat secara signifikan dengan tetap mengutamakan prinsip keberlanjutan. Penerapan teknologi ini juga terbukti efektif dan efisien dalam penggunaan sumber daya air dan lahan.

“KKP akan terus mendukung Pondok Pesantren Al Ishlah dalam mengembangkan produksi budidaya ikan sistem bioflok yaitu salah satunya akan memberikan dukungan sarana dan prasarana lagi dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo dan juga bantuan benih ikan yang berkualitas dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi,” ungkap Dirjen Tebe.

Hal senada disampaikan Kepala BPBAP Situbondo, Boyun Handoyo. Melalui budidaya ikan sistem bioflok, dia berharap pondok pesantren bisa menjadi inkubator bisnis usaha budidaya ikan yang berkelanjutan. Disamping itu, adanya bioflok di pondok pesantren juga dapat menjadi ajang untuk regenerasi pelaku budidaya dari generasi milenial.

“BPBAP Situbondo dan UPT DJPB khususnya yang membidangi budidaya ikan air tawar siap menerima amanah meningkatkan kontribusi masyarakat dalam mengembangkan teknologi budidaya ikan sistem bioflok. Tentunya Pondok Pesantren tidak perlu merasa khawatir dalam mengembangkan usaha budidaya ikan sistem bioflok. Keberadaan BPBAP Situbondo selalu siap mendukung dan tentunya dengan kolaborasi dan sinergi dari Pemerintah Daerah dan Penyuluh Perikanan,” ungkap Boyun Handoyo.

Boyun Handoyo menyampaikan tips agar usaha budidaya ikan sistem bioflok di pondok pesantren ini dapat dirasakan keuntungannya dan berkelanjutan baik ekonomi dan ramah lingkungan. Beberapa strategi yang harus diperhatikan adalah penerapan pembenihan dan budidaya ikan yang baik sesuai dengan SOP Good Aquaculture Practice. Manajemen usaha juga perlu dijalankan untuk menjamin kesinambungan budidaya. Pengelola usaha seperti koperasi harus memiliki pengelola yang paham pasar, teknologi, pengelolaan SDM dan pengelolaan modal usaha.

Selain itu pentingnya pencatatan data dan dokumentasi segala hal yang terjadi selama budidaya supaya proses budidaya lebih informatif. Informasi tersebut nantinya bisa digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya penyakit, sehingga bisa dilakukan pencegahan. Melalui pencatatan juga dapat membantu memprediksi produktivitas budidaya.

Sementara itu, Perwakilan Pondok Pesantren Al Ishlah, Reza mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang terus mendukung santi dalam mengembangkan usaha budidaya ikan sistem bioflok.

“Alhamdulillah, kami di pondok pesantren bisa merasakan dapat belajar dan praktik langsung usaha budidaya ikan sistem bioflok selain belajar pendidikan keagamaan,” ungkap Reza.

Reza menambahkan, dengan adanya bantuan budidaya ikan sistem bioflok ini ia dan teman-temannya bisa belajar berwirausaha. Hal ini bisa menjadi modal pengetahuan setelah lulus dari pondok pesantren sehingga bisa mengembangkan usaha di kampung halaman masing-masing santri.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya