Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo/Net
Tercatat ada empat kandidat kuat Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo yang akan segera pensiun dalam waktu dekat ini.
Keempatnya adalah Wakil KSAU Marsdya Andyawan Martono Putra (lulusan Akademi Angkatan Udara/AU 1989), Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Marsdya Samsul Rizal (lulusan AAU 1990), Panglima Komando Operasi Udara Nasional Marsdya Tedi Rizal Hadi (lulusan AAU 1991), dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II TNI Marsdya Mohamad Tonny Harjono (AAU 1993).
"Keempat marsekal bintang tiga ini memiliki rekam jejak pendidikan dan penugasan yang beragam," kata analis politik dan militer Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting dikutip Minggu (31/3).
Jika mengacu kelengkapan pendidikan pengembangan TNI dari tiga jenderal bintang tiga Angkatan Udara itu, menurut Ginting, hanya Andyawan dan Samsul yang lengkap, karena selain lulusan Seskoau juga lulusan Sesko TNI dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Menurut Ginting, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto tentunya akan memberikan usulan kepada Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan latar belakang pendidikan, pengalaman, penugasan, dan faktor usia pensiun dalam penunjukkan calon KSAU pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo.
Dikemukakan, dalam perjalanan karier militer keempat kandidat, Andyawan berpengalaman di bidang perencanaan dan operasi. Sedangkan Samsul maupun Tedi memiliki pengalaman di lingkungan operasi, personel dan pendidikan.
Sementara Tonny pernah bertugas cukup lama di lingkaran Istana Kepresidenan, yakni sebagai ajudan Presiden Jokowi dan Sekretariat Militer Presiden Jokowi.
Namun, kata Ginting, dalam menentukan calon KSAU, faktor sisa usia pensiun menjadi pertimbangan juga. Jika melihat faktor tersebut, Andyawan memiliki sisa usia pensiun terpendek yakni satu tahun satu bulan.
Sedangkan sisa usia pensiun Samsul dua tahun 11 bulan, Tedi empat tahun tiga bulan dan Tonny lima tahun tujuh bulan.
Masalahnya, kata Ginting, Jokowi akan berakhir masa kepresidenannya pada 20 Oktober 2024. Sedangkan saat ini Prabowo Subianto telah menjadi presiden terpilih hasil Pilpres 2024 yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 20 Maret 2024 lalu.
Prabowo kini masih menunggu sidang perselisihan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi. Sehingga faktor pertimbangan dari Prabowo yang kini masih sebagai Menteri Pertahanan dapat juga dilakukan oleh Panglima TNI Agus Subiyanto sebelum mengajukan nama kandidat kepala Presiden Jokowi.
"Jadi sisa usia pensiun dapat menjadi faktor krusial dalam memilih KSAU ke depan. Apalagi kini sudah ada presiden terpilih hasil pemilu presiden 2024," kata Ginting.
Menurutnya, jika presiden terpilih tidak berkenan, maka bukan tidak mungkin setelah Prabowo Subianto dilantik menjadi presiden akan dilakukan pergantian lagi. Sebab penentuan jabatan Panglima TNI dan tiga kepala staf angkatan TNI, menjadi hak prerogatif presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, dan AU seperti amanat konstitusi.
Menurut Ginting, pergantian pucuk pimpinan organisasi akan dapat memengaruhi jalannya regenerasi di tubuh TNI AU. Jika KSAU terpilih mempunyai masa pensiun terlampau cepat, misalnya hanya enam bulan saja, maka jabatan KSAU akan dianggap sebagai tempat transit belaka. Mengingat yang bersangkutan belum secara efektif menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di matra udara.
"Namun jika usia pensiun terlampau panjang, hal itu juga berpotensi mengganggu jalannya proses regenerasi di tubuh militer," pungkas Ginting.