Berita

Polisi menetapkan tiga tersangka penyelundupan etnis Rohingya di Aceh/Istimewa

Presisi

3 Warga Bangladesh Jadi Tersangka Penyelundupan Etnis Rohingya di Aceh

SELASA, 19 MARET 2024 | 02:55 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kepolisian Resor (Polres) Langsa menetapkan 3 warga Bangladesh sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan imigran gelap ke Indonesia. Mereka berinisial MH (49), MS (27), dan AT (46).

"Ketiga tersangka yaitu MH sebagai kapten kapal, warga Cox's Bazar Bangladesh. Sementara MS sebagai Anak Buah Kapal (ABK), warga Tex Naf Bangladesh. Sedangkan AT sebagai  jurumasak, warga Layda Regster Camp Block C Bangladeshh, Inndin, Moungdaw, Myanmar," kata Kapolres Langsa, AKBP Andy Rahmansyah, didampingi Kasat Reskrim, Iptu Rachmad, saat menggelar konferensi pers, Senin (18/3).

Andy menambahkan, kasus penyelundupan manusia ini terungkap berawal dari masuknya 137 warga etnis Rohingya dengan menumpang satu unit kapal. Kejadian tersebut terjadi pada 1 Februari 2024 sekira pukul 01.00 WIB di wilayah pesisir pantai Gampong Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur.


"Kemudian, dari hasil pemeriksaan awal bahwa para penumpang kapal yang berasal dari etnis Rohingya tersebut masuk ke wilayah Indonesia tanpa izin resmi. Mereka, berangkat dari Bangladesh menuju ke Indonesia pada Desember 2023," ujarnya.

Di mana, lanjut Andy, setiap penumpang atau warga Rohingya diharuskan membayar tiket kepada agen sejumlah 100.000 Taka Bangladesh atau sekitar Rp14 juta. Setelah membayar tiket tersebut, para penumpang akan dikumpulkan di pinggir pantai Tex Naf.

"Lalu diangkut menggunakan kapal kecil untuk dibawa ke tengah laut dan kemudian dipindahkan ke kapal besar yang sudah disediakan sebelumnya," sebutnya.

Andy menuturkan, di kapal tersebut telah menunggu tersangka MH yang bertugas sebagai nahkoda/kapten kapal. Di mana, MH diminta oleh agen berinisial AS untuk membawa para penumpang tersebut ke Indonesia.

"Sebagai imbalannya, MH diberikan upah sebesar 100.000 Taka Bangladesh atau sekitar Rp14 juta," terangnya.

Semua kebutuhan di perjalanan sudah disediakan oleh AS. Mulai dari kapal, minyak/BBM, hingga kebutuhan lain seperti ABK dan makanan selama pelayaran.

Sementara itu, lanjut Andy, tersangka MS yang bertugas sebagai teknisi mesin, diminta oleh AS dan NY untuk membantu kapten kapal apabila di dalam pelayaran dari Bangladesh menuju Indonesia mengalami kendala. Terutama di bagian mesin kapal.

"Untuk tersangka AT bertugas sebagai jurumasak di kapal guna menyediakan makanan kepada seluruh penumpang kapal selama pelayaran dari Bangladesh menuju Indonesia, dengan upah atau gaji sebesar 50.000 Taka Bangladesh atau sekitar Rp 7 juta,"ucapnya.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh, etnis Rohingnya tersebut sengaja pergi dari Bangladesh melalui jalur tidak resmi tanpa izin (melalui jalur tikus di negara Bangladesh) menuju ke Indonesia. Sementara itu, untuk agen saat ini belum berhasil dilakukan penangkapan, disebabkan AS berada di Bangladesh.

Andy menyebutkan saat ini tersangka MH, MS, dan AT ditahan di Rutan Polres Langsa. Mereka dijerat Pasal 120 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Jo Pasal 55 KUHPidana, dengan ancaman pidana paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun penjara.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya