Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Politik

Jokowi Harus Bisa Antisipasi Kenaikan Harga Bapok Jelang Ramadan

SENIN, 04 MARET 2024 | 06:53 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Pemerintah Joko Widodo saat ini memiliki tugas memastikan agar masyarakat tidak panik meski harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan menjelang Ramadan. Mengingat, kenaikan harga tersebut menjadi fenomena rutin setiap tahunnya.

Menurut pengamat politik dari Motion Cipta Matrix, Wildan Hakim, kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan menjadi fenomena yang rutin terjadi setiap tahun. Kenaikan harga itu sulit dicegah, karena terjadi sesuai hukum pasokan dan permintaan.

"Sudah menjadi kelaziman, menjelang Ramadan harga-harga kebutuhan pokok merangkak naik. Kenaikan harga ini biasanya sangat terasa di kota-kota besar yang sangat menggantungkan pasokan kebutuhan pokok dari daerah-daerah penyangga," kata Wildan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (4/3).


Kebutuhan berupa pangan, kata Wildan, selalu menjadi primadona saat Ramadan tiba. Para ibu rumah tangga punya cara yang sama, yakni memastikan pasokan pangan tersedia. Akibatnya, permintaan atas kebutuhan pangan dan produk ikutannya dipastikan lebih tinggi menjelang bulan puasa.

"Kebutuhan pangan ini mulai dari beras, gula pasir, minyak goreng, cabai, hingga bawang merah dan bawang putih. Keenam bahan ini merupakan kebutuhan utama di dapur rumah tangga Indonesia. Pada saat keenam bahan ini harganya naik, otomatis akan menjadi isu nasional," terang Wildan.

Menurut dosen ilmu komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia ini, kenaikan harga dipicu oleh kelangkaan pasokan atau stok. Pada saat stok berkurang, muncul peluang untuk mengimpor produk pangan dari luar negeri. Alasannya untuk memastikan stok di dalam negeri tercukupi dan kemudian harga bisa distabilkan karena terjadinya keseimbangan antara pasokan dengan permintaan di pasar.

"Dalam situasi seperti sekarang, pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi kenaikan harga yang terjadi. Dengan kekuatan intelejen yang ada, pemerintah harus bisa memastikan arus bahan pangan lancar dan tidak ada penumpukan pasokan di gudang. Dengan begitu, kenaikan harga pangan karena alasan kelangkaan bisa diminimalisir," jelas Wildan.

Bila menengok tahun-tahun sebelumnya, kata Wildan, terdapat sejumlah komoditas yang berpotensi naik harga dan menyumbang inflasi terhadap ekonomi Indonesia. Komoditas yang dimaksud adalah, minyak goreng, gula pasir, bawang putih, serta cabai.

Pasokan komoditas bawang putih dan cabai sangat dipengaruhi kondisi lahan pertanian yang berakibat pada hasil panen. Untuk minyak goreng dan gula pasir, berpeluang untuk ditimbun oleh distributor guna meraup keuntungan dari selisih kenaikan harga.

"Untuk beras, tren harganya bisa terus naik selama kelangkaan yang terjadi saat ini belum berhasil diatasi oleh pemerintah. Kelangkaan beras ini bisa juga dipicu oleh perilaku beli masyarakat kita yang ingin mengamankan pasokan di rumah masing-masing. Kalau melihat langsung ke pasar dan toko beras, pasokannya ada. Hanya saja harganya naik," terang Wildan.

Untuk itu, tugas penting pemerintah saat ini adalah memastikan agar masyarakat tidak panik meski harga naik. Jurus operasi pasar untuk menenangkan publik bisa dipakai. Meski harus diakui, dampak operasi pasar tidak terlampau besar untuk menstabilkan harga.

"Kelangkaan sejumlah komoditas pangan selalu membuka peluang untuk impor. Yang diuntungkan tentu para importir dan itu sudah sesuai dengan harapan mereka. Selama harga produk pangan masih dalam batas kewajaran, impor bisa dibuka untuk meredam gejolak harga," pungkas Wildan.



Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya