Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Gara-gara Ini Ekonomi Indonesia Sulit Tumbuh di Atas 6 Persen

KAMIS, 29 FEBRUARI 2024 | 17:15 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sektor keuangan dan swasta perlu dilibatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Begitu yang disampaikan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudi Sadewa, saat menyoroti pertumbuhan ekonomi yang sulit tumbuh di atas 5 persen.

Menurutnya, pada zaman mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ekonomi Indonesia bisa tumbuh mendekati 6 persen.


Namun kemudian, pada era Jokowi, pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya berada di kisaran 5 persen dan tidak turun.

"Hitungan apapun harusnya perkembangan kita lebih cepat, saya lihat data-data lagi, saya periksa laju pertumbuhan kredit 10 tahun lalu hampir 20 persen lebih sekarang on average 7 persen," kata Purbaya dalam pemaparannya di acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024, Kamis (29/2).

Dalam penjelasannya, bos LPS itu mengungkapkan bahwa sejauh ini pemerintah hanya membangun ekonomi sendirian tanpa melibatkan sektor syariah, perbankan, swasta.

"Itu salah kebijakan pemerintah sendiri, bapak kerja sendirian. Engga bisa begini pak. Tapi mengubah itu, tidak terlalu mudah. Ini paradigma para pengambil kebijakan moneter itu berlaku juga bagi LPS dan BI," jelas Purbaya.

Untuk itu, dalam upaya tersebut Purbaya mendorong pentingnya pemerintah untuk melibatkan sektor finansial dan swasta dalam petumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan keterlibatan swasta dan finansial, kata Purbaya, pertumbuhan konsumsi RI bisa kencang sekali hingga 5-6 persen, serta dapat mendorong perekonomian.

Selain itu, Purbaya juga menilai adanya keganjilan di belanja pemerintah yang besar-besaran. Menurutnya, belanja pemerintah besar tetapi sisanya di akhir tahun tetap besar.

"Masih aja tidak terpakai mungkin Rp 600 juta sampai Rp 700 juta setiap tahun selama 5 tahun terakhir ," kata Purbaya.

Mungkin ini, menurutnya, sulit karena hal birokrasi. Untuk itu, ia lebih lanjut menilai perlunya perbaikan SDM untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga 6-7 persen.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya