Berita

Ketua Divisi Penelitian dan Dokumentasi KontraS, Rozy Brilian Sodik (ketiga dari kiri), bersama peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), saat menyambangi Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/2)/RMOL

Politik

94 Petugas Adhoc Wafat dalam Pemilu 2024, KontraS Pertanyakan Kebijakan KPU

KAMIS, 22 FEBRUARI 2024 | 17:51 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Puluhan petugas adhoc di Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024 harus kehilangangan nyawa. Kebijakan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) dalam pelaksanaan pesta demokrasi ini pun dipertanyakan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Ketua Divisi Penelitian dan Dokumentasi KontraS, Rozy Brilian Sodik menjelaskan, pihaknya mencatat jumlah petugas adhoc KPU yang meninggal lebih banyak dari yang diumumkan, yaitu 71 orang.

"Per kemarin, ada 94 petugas KPPS yang telah meninggal dunia, dan 4.000 lebih yang dinyatakan sakit," ujar Rozy saat menyambangi Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).

Dia menilai, KPU RI tidak dapat mengantisipasi ada korban jiwa dari petugas adhoc. Sehingga kebijakan rekrutmen yang dilaksanakan patut dipertanyakan.

"Kami meminta pertanggungjawaban KPU. KPU seharusnya bisa secara terbuka dan transparan menyampaikan kepada publik apa sebetulnya alasan sesungguhnya," katanya menyesalkan.

Pasalnya, Rozy mendapati penjelasan Ketua KPU RI Hasyim Asyari tidak jelas, usai mengikuti rapat koordinasi bersama Kantor Staf Presiden (KSP); Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; Kementerian Kesehatan; hingga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), pada Senin kemarin (19/2).

"Kalau kemarin kita lihat (pernyataan KPU) hanya kelelahan. Berulang-ulang disebutkan hanya kelelahan, kelelahan dan seterusnya," kritiknya.

Menurut Rozy, alasan seperti itu pernah disampaikan oleh pimpinan KPU RI yang melaksanakan Pemilu Serentak 2019. Di mana, saat itu jumlah petugas adhoc yang meninggal lebih dari 800 orang.

"Pada (Pemilu Serentak) 2019 kita ingat juga, bahwa 800 lebih meninggal juga karena kelelahan, artinya apa? Tidak ada perbaikan yang signifikan dari KPU dalam melihat persoalan-persoalan kemarin dari KPPS ini," tegas Rozy. 

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya