Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Paramiliter Sudan Gunakan Jaringan Starlink Elon Musk selama Pemadaman Internet

SELASA, 13 FEBRUARI 2024 | 15:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dikabarkan telah memanfaatkan layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk di tengah pemadaman internet nasional di Sudan.

RSF, yang berperang melawan tentara Sudan, telah memiliki akses ke teknologi Starlink sejak Agustus, menurut diplomat dan pejabat kemanusiaan di wilayah Darfur.

"Perangkat tersebut telah menjamur sejak internet di Sudan terputus lebih dari seminggu yang lalu dan diimpor melalui koridor yang dikendalikan oleh RSF melalui negara tetangga Chad dan Sudan Selatan," kata sumber tersebut, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/2).

Video dan gambar tentara RSF yang diduga sedang menggunakan teknologi tersebut telah diposting secara luas di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Pertempuran yang meletus di Sudan pada April telah menewaskan lebih dari 12.000 orang, menghancurkan perekonomian dan memaksa 9 juta lainnya meninggalkan rumah mereka – pengungsian massal terbesar di dunia.  

Departemen Luar Negeri AS menuduh anggota militer dan RSF melakukan kejahatan perang dalam perjuangan untuk mengendalikan negara besar di Afrika Utara yang terletak di hamparan Laut Merah, kunci bagi pelayaran global.

Hassan Abdul Alaal, seorang pedagang di kota Nyala di Darfur Selatan, mengatakan beberapa pedagang yang dekat dengan RSF di wilayah tersebut kini mengenakan biaya sekitar 2 dolar AS per jam kepada warga sipil untuk menggunakan layanan Starlink.

Router seluler Starlink telah menjadi bagian infrastruktur masa perang yang semakin penting, menyediakan layanan komunikasi di wilayah konflik dimana internet tidak berfungsi di negara-negara di seluruh dunia.

Musk mengaktifkan layanan satelit Starlink di Ukraina selama bulan-bulan awal invasi Rusia.  Intelijen militer Ukraina mengatakan pada akhir pekan bahwa pasukan Rusia semakin banyak menggunakan terminal Starlink di garis depan, namun hal ini dibantah oleh Starlink.

Kedua belah pihak dalam konflik di Sudan saling menyalahkan atas penutupan internet, yang berdampak pada perusahaan-perusahaan seperti MTN di Afrika Selatan, Zain Sudan di Kuwait, dan Sudatel Telecom Group milik negara.

Asosiasi Insinyur Sudan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa RSF telah memutus akses internet di seluruh negara karena hilangnya konektivitas di wilayah Darfur barat yang luas, yang merupakan basis paramiliter.

Alfatih Erwa, kepala eksekutif Zain Sudan, mengatakan para insinyur perusahaannya dilarang memulihkan sambungan di Darfur karena ketidakamanan dan kekurangan bahan bakar dan listrik.

“RSF bersikeras bahwa mereka akan mematikan internet di seluruh negeri jika kita tidak mengembalikan internet ke Darfur,” kata Erwa kepada stasiun radio lokal pada akhir pekan.

Belum ada komentar langsung baik dari RSF maupun perwakilan Starlink mengenai kabar terbaru.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya