Berita

Tamu undangan saat menikmati sajian Tuk Panjang di Pasar Imlek Semawis Kota Semarang, Kamis (8/2)/RMOLJateng

Nusantara

Tuk Panjang, Tradisi Menghapus Sekat Perbedaan

MINGGU, 11 FEBRUARI 2024 | 05:56 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Semarang merupakan kota multikultur sehingga memiliki karakteristik unik. Akulturasi budaya merupakan kekuatan dari segi pariwisata sekaligus menciptakan suasana tinggal kian lama kian teduh.

Hujan lampion semburat merah terang memecah gelapnya malam di Jalan Gang Warung, Kawasan Pecinan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang.

Adalah Tuk Panjang, salah satu tradisi warga Tionghoa menyambut perayaan Tahun Baru Imlek atau Sincia. Jamuan makan ini dilakukan di sebuah meja dengan panjang sekitar 200 meter di jalanan beratapkan tenda.

Tradisi ini menghidangkan sajian lengkap mulai dari makanan pembuka hingga penutup. Warga sekitar, tokoh agama, tokoh masyarakat diajak duduk dan makan bersama untuk menyambut Imlek.

Tuk Panjang menunjukkan wujud akulturasi budaya dan kerukunan antar umat beragama menjelang Tahun Baru Imlek.

Tradisi ini pun masih kental dilaksanakan setiap tahun. Pun mengundang "tetangga" dari beragam latar budaya dan etnis sosial. Pada edisi 2024, pemrakarsa Kopi Semawis mengirimkan undangan ke warga lokal untuk turut merasakan suka cita pergantian tahun.

Warga Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, Maryati (52), adalah salah satu tamu undangan sedang sibuk melihat-lihat kuliner di depannya. Di antaranya Nasi Hainan, nasi yang disandingkan ayam rebus putih dengan tujuh sayur di sekelilingnya.

“Ketujuh sayur ini ternyata ada maknanya. Dilihat dari daftar menu yang diberikan panitia,” ungkap ibu rumah tangga ini sembari membaca menu, seperti diwartakan Kantor Berita RMOLJateng, Sabtu (10/2).

Dalam daftar tersebut disebutkan tujuh sayur hijau memiliki simbol masing-masing. Misalkan, kailan menyimbolkan kesehatan, bokchoy untuk keberlimpahan, kucai untuk keabadian, kapri manis untuk keberuntungan. Lalu daun ginseng untuk ketabahan, sawi pahit untuk semangat, dan kacang panjang untuk panjang umur.

Dia mengaku tidak mengkhawatirkan makanan akan mempengaruhi kaidah agamanya. Sebelum makanan disajikan, para tamu akan diberikan daftar menu. Sederet menu disajikan mulai hidangan pembuka terdiri dari Kue Keranjang Kukus Santan, Ganjel Rel dan Lumpia. Beralih ke hidangan utama Nasi Hainan, Pek Cam Kee dan Tujuh Sayur Hijau. Di akhir sajian tersedia Gui Ling Gao (Jelly Penyu).

“Karena menu setiap tahun berganti, seperti tahun ini penasaran dengan menu Nasi Hainan dan jelly dari penyu,” kata dia.

Jelly Penyu atau Gui Ling Gao terbuat dari ekstrak tempurung penyu dan berbagai campuran herbal. Gui Ling Gao disantap dengan menambahkan madu untuk mengurangi panas dalam tubuh, menjaga kesehatan dan stamina. Rasanya manis dan lembut di lidah.

Maryati mengaku sudah empat kali menghadiri undangan Tuk Panjang. Langkah kaki perempuan bersuku Jawa asal Solo ini selalu ringan menuju Pasar Imlek Semawis.

“Saya menghormati undangan dengan datang karena acara ini bagus untuk mempertahankan warisan leluhur supaya tidak punah,” tuturnya.

Setiap hadir ke acara Tuk Panjang, dalam benaknya dia akan bertemu tetangga sedang bergembira menyambut Tahun Baru Imlek maupun tetangga lain yang turut merasakan euforia. Di meja makan panjang, para tamu akan bersantap makan malam dan berbicara ringan seperti membahas sajian kuliner maupun gosip artis.

“Ya ngobrol-ngobrol aja supaya makin akrab,” ujar dia. “Saya sudah puluhan tahun tinggal di Semarang dan tidak merasakan perbedaan dengan etnis Tionghoa karena di sini  kekeluargaan sekali.”

Tradisi Tuk Panjang juga memberikan kenangan manis bagi Setiyawati, warga RW 04, Kelurahan Kranggan. Sebagai Ibu Ketua RW, dia memilih beberapa warga untuk memenuhi undangan Tuk Panjang.

“Kami saling menghormati hidup bertetangga karena mereka (warga Tionghoa) juga ikut keluar rumah saat malam Takbiran. Jadi kami ikut memeriahkan Tahun Baru Imlek,” ujar perempuan berhijab ini.

Dituturkan Setiyawati, nuansa toleransi sudah berjalan lama di daerah Kranggan, yang beririsan dengan Kawasan Pecinan. Dalam ingatannya, di masa kecil warga merayakan Imlek turut berbagi makanan seperti kue keranjang ke tetangga sekitar.

“Sudah bukan hal asing lagi kami bersatu antara Jawa, China, maupun Arab di sini,” ungkapnya.

Direktur Yayasan Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang, Dr Tedi Kholiludin, menyebut Pasar Imlek Semawis sebagai ruang sipil perjumpaan masyarakat dari berbagai identitas latar belakang.

“Pasar Imlek sangat dekat tradisi orang Tionghoa saat merayakan pergantian tahun. Kemudian, menjadi ruang terbuka menghidupi banyak orang dari berbagai latar belakang,” ujar dia.

Tuk Panjang dalam rangkaian Pasar Imlek Semawis merupakan ikon tradisi. Warga dari berbeda identitas bersua satu sama lain larut dalam kebahagiaan.

Di lain sisi, ada imbas dari perjumpaan secara budaya yakni bertukar dalam ranah ekonomi baik langsung maupun tidak langsung.

“Kegiatan ini memacu pertumbuhan ekonomi kehidupan masyarakat bisa menjadi salah satu dampak dari ruang perjumpaan ini,” kata dia.

Melalui Tuk Panjang, diharapkan semua elemen masyarakat bisa mewujudkan keharmonisan dan kerukunan dalam menandai Tahun Baru Imlek.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya