Berita

Massa menonton putri Widji Thukul baca puisi/RMOL

Politik

KAMPANYE AKBAR

Kampanye Ganjar-Mahfud jadi Panggung Putri Widji Thukul Tagih Janji Jokowi

SABTU, 10 FEBRUARI 2024 | 12:40 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Putri penyair yang juga aktivis HAM, Widji Thukul, Fitri Nganti Wani membacakan puisi dalam kampanye akbar bertajuk Hajatan Rakyat di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2).

Mulanya, budayawan Butet Kertaradjasa mengatakan bahwa Solo merupakan kota kelahiran Widji Thukul, sang penyair yang kala itu kritis terhadap rezim Orde Baru.

"Di Solo lahir seorang penyair besar yang menjadi martir lahirnya demokrasi di Indonesia, sahabatku Widji Thukul. Sampai hari ini kita tidak tahu di mana kuburnya dan kalau memang sudah meninggal, bagaimana nasibnya kita tidak tahu," kata Butet.

"Saya undang ke sini anaknya Widji Thukul. Fitri Nganti Wani," sambung Butet.

Wani pun tampil berjalan ke panggung menyambangi Butet. Di atas panggung, Wani bercerita bahwa keluarganya sempat dijanjikan Presiden Jokowi soal penuntasan kasus penculikan aktivis tahun 1998. Dalam janjinya itu, Jokowi ingin kasus tersebut terang-benderang, terutama soal keberadaan Widji Thukul.

"Kasus penghilangan paksa yang menimpa Bapak Widji Thukul yang sampai sekarang belum juga beres. Bahkan sampai ibu Sipon (istri Thukul) meninggal," kata Wani.

"Sampai sekarang kami masih mengingat janji Bapak Presiden Jokowi perihal Widji Thukul harus ketemu, kasus ini harus bisa selesai, Widji Thukul harus bisa ditemukan," sambungnya.

Sayangnya, janji tinggalah janji. Hingga kini belum ada kejelasan soal keberadaan Widji Thukul.

Wani pun diberi kesempatan untuk membawakan puisi sang ayah berjudul Peringatan.

Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa

Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar

Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam

Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!

“Lawaaaan,” sahut puluhan ribu massa pendukung Ganjar-Mahfud.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya