Berita

Boris Nadezhdin mengunjungi kantor Komisi Pemilihan Umum Pusat di Moskow, Rusia, 8 Februari 2024/Net

Dunia

Mimpi Gulingkan Putin Tinggal Angan, Boris Nadezhdin Ditolak KPU Rusia

JUMAT, 09 FEBRUARI 2024 | 11:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) Rusia telah menolak pencalonan Boris Nadezhdin sebagai peserta pemilihan presiden yang akan digelar 15-17 Maret 2024.

Menanggapi hal itu, Nadezhdin yang merupakan kritikus perang di Ukraina dan berniat menggulingkan petahana Vladimir Putin mengatakan siap menantang keputusan komisi pemilu di Mahkamah Agung Rusia.

“Saya mengumpulkan lebih dari 200.000 tanda tangan di seluruh Rusia. Kami melakukan pengumpulan secara terbuka dan jujur – antrian di kantor pusat dan tempat pengumpulan kami diawasi oleh seluruh dunia,” kata Nadezhdin, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Jumat (9/2).


“Ikut serta dalam Pilpres 2024 adalah keputusan politik terpenting dalam hidup saya. Saya tidak akan menyerah pada niat saya," ujarnya.

Dalam putusannya yang diumumkan Senin, CEC telah memberi tahu Nadezhdin bahwa mereka menemukan 15 persen tanda tangan yang ia kumpulkan untuk mendukung pencalonannya cacat, dan beberapa tanda tangan yang diklaim merupakan tanda tangan orang yang sudah meninggal.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Kamis bahwa keputusan pejabat pemilu sejalan dengan aturan.

Nadezhdin, seorang anggota dewan kota berusia 60 tahun yang dikenal karena kritiknya terhadap Putin, telah menarik perhatian kelompok oposisi kecil Rusia dengan janjinya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Lahir di Uzbekistan yang dikuasai Soviet dari ibu Yahudi yang merupakan seorang guru musik dan ayah fisikawan, ia telah menghabiskan 30 tahun terakhir dalam politik Rusia, bekerja sebagai anggota dewan di kota Dolgoprudny di luar Moskow.

Dia mengatakan Putin, 71 tahun, membuat kesalahan fatal dengan melancarkan invasi dan berjanji untuk mengakhirinya melalui negosiasi.

Putin hampir pasti akan memenangkan pemilihan kembali untuk memperpanjang kepemimpinannya selama 24 tahun di Rusia, termasuk delapan tahun sebagai perdana menteri, setidaknya untuk enam tahun ke depan.

Putin akan mencalonkan diri sebagai kandidat independen, bukan sebagai kandidat dari partai berkuasa Rusia Bersatu, yang berarti ia memerlukan 300.000 tanda tangan untuk mendukung pencalonannya.

Hingga saat ini Putin telah berhasil mengumpulkan lebih dari 3,5 juta tanda tangan, menurut para pendukungnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya