Berita

Debat kelima Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Minggu (4/2)/Net

Politik

Pengamat: Debat Terakhir Seperti Musyawarah Capres

SELASA, 06 FEBRUARI 2024 | 03:25 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Debat Kelima Pilpres 2024 yang jadi debat capres terakhir tidak memuat pesan dan kesan bagi rakyat. Debat malah terkesan lebih banyak mencari aman.

"Apa yang diperlihatkan di depan itu sebenarnya tidak mewakili realitas politik atau karakter dari masing-masing capres," kata pengamat politik Universitas Malikussaleh, Teuku Kemal Fasya, dikutip Kantor Berita RMOLAceh, Senin (5/2).

Dia menuturkan, capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, lebih banyak membenarkan pernyataan dua lawannya. Tidak menjawab berdasarkan argumentasi pribadi.


"Walaupun kemudian ada yang tidak tahan, menunjukkan juga karakternya. Misalnya, Ganjar yang tidak tahan akhirnya mengatakan bahwa jangan sampai kita memilih presiden yang punya latar belakang pelanggar HAM," terangnya.

Secara keseluruhan, lanjut Kemal, debat yang digelar pada Ahad malam (4/2) di Jakarta itu, menjadi antiklimaks. Sehingga dirinya menilai kegiatan itu bukanlah debat, melainkan musyawarah para capres.

Menurutnya, para capres tampak ingin berupaya mendulang basis elektoral atau ceruk pemilih yang belum menentukan sikap dalam Pemilu nanti. Hal inilah yang diperlihatkan dalam debat tersebut.

"Jadi ini strategi untuk mengambil ceruk para pemilih yang belum mengambil sikap dengan tidak perlu menunjukkan basis argumentasi yang sifatnya ideologis," jelasnya.

Kemal menuturkan, jika argumentasi ideologis itu ada seharusnya para calon presiden tersebut tidak saling bersepakat dan tentu mereka harus saling menyikapi.

"Itu baru namanya debat, jadi kita mendapatkan tontonan yang kurang menariklah dalam debat semalam itu," kata dia.

Kemal menilai, para capres tampak sudah menghafal berbagai problem dari berbagai tema debat pada malam itu. Kecuali Prabowo yang menurut Kemal agak tidak menguasai tentang masalah kesehatan.

Pada tema kebudayaan, menurut dia, penyampaian ketiga capres ini sangatlah normatif. Di mana rata-rata capres ini bukan para pelaku dan terlibat dalam seni budaya.

"Jadi saya anggap ini hanya ngomong enggak bermaknalah," sebut Kemal.

Dia menambahkan, pesan dan kesan dalam debat capres terakhir ini tidak memberikan apa-apa, kecuali hanya mengatur protokol statement supaya menjadi aman bagi pihak lain.

"Jadi saling menjaga untuk tidak menyinggung pihak lain dengan mengalah dan tidak membangun argumentasi yang utuh dan kuat dari masing-masing capres," tutupnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya