Berita

Menteri Sekretaris Negara, Pratikno/Net

Politik

Akademisi Pertanyakan Tudingan Pratikno Jadi Operator Politik Jokowi

SENIN, 05 FEBRUARI 2024 | 23:46 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Baru-baru ini Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, menjadi pusat perhatian publik atas tudingan menjadi otak strategi politik bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk dalam memfasilitasi pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.

Tudingan ini diperinci dalam sebuah artikel di Majalah Tempo, yang menyoroti transisi Pratikno dari posisi akademis ke peran politik.

“Menteri Sekretaris Negara Pratikno adalah perwujudan paling brutal dari peringatan Kanselir Jerman 1871-1890 Otto Von Bismarck yang mengatakan bahwa politics ruins the character atau politik bisa merenggut karakter seseorang,” ujar Editor Senior Tempo, Bagja Hidayat, dalam kanal YouTube Tempodotco.

Menanggapi hal tersebut, dosen Komunikasi Politik Pascasarjana Universitas Paramadina, Prabu Revolusi, menyoroti soal pentingnya membedakan antara fakta dan spekulasi, terutama dalam konteks politik sensitif saat ini.

Prabu Revolusi menyoroti pentingnya etika jurnalistik, yang menuntut setiap berita harus didasarkan pada data dan fakta yang dapat diverifikasi serta sumber yang kredibel. Prabu menekankan bahwa publik harus waspada terhadap timing pemberitaan dan mempertanyakan motif di baliknya, mengingat dampaknya yang potensial terhadap opini publik menjelang pemilihan.

“Jika memang pemberitaan yang kita angkat itu betul-betul memiliki kepentingan bagi publik sehingga narasumbernya terancam nyawa, misalnya jika diungkapkan, maka narasumbernya adalah narasumber anonim. Tetapi jika (tidak) seperti itu maka sangat disarankan ruang redaksi tersebut atau pemberitaan tersebut harus mencantumkan dari mana informasi itu berasal,” papar Prabu Revolusi, melalui keterangannya, Senin (5/2).

Dia menambahkan, tanpa dasar yang kuat, berita semacam itu bisa dianggap sebagai gosip dan berpotensi mempengaruhi pemilihan.

“Kecuali jika itu disebutkan bukan merupakan berita tetapi opini redaksi atau editorial redaksi, maka itu harus dijelaskan dengan sangat jelas hal tersebut adalah opini redaksi atau editorial redaksi," ucap Prabu.

"Kita sama-sama tahu bahwa etika jurnalistik yang perlu dipatuhi,” sambungnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, memandang tuduhan terhadap Pratikno sebagai bagian dari strategi politik untuk menyerang Jokowi.

Komarudin melihat Pratikno menjadi target karena kedekatannya dengan Jokowi, menunjukkan bahwa serangan politik terhadap sekutu dekat adalah taktik umum dalam politik.

"Ada upaya-upaya dari lawan-lawan politik Jokowi untuk menghajar, melumpuhkan, termasuk mengalahkan Jokowi. Salah satu sasaran tembaknya ya Pratikno. Salah satu pintu masuknya ya Pratikno ke Jokowi. Salah satu orang kepercayaan Jokowi," ujarnya kepada salah satu media nasional, Minggu (4/2).

Terkait perdebatan soal kemungkinan seorang mantan rektor menjadi pengendali strategi politik, Ujang Komarudin juga menyatakan bahwa hal tersebut bisa benar atau salah, dan memerlukan analisis yang objektif.

Prabu dan Komarudin sama-sama menekankan pentingnya soal analisis yang teliti dan kritis dalam menghadapi tuduhan politik, terutama saat mendekati pemungutan suara. Untuk memastikan bahwa diskusi politik tetap berlandaskan pada fakta dan etika jurnalistik.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya