Berita

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Aktivis Nasional Tolak Kampus Jadi Partisan Politik Praktis menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (4/2)/Ist

Politik

Sejumlah Aktivis Tolak Kampus jadi Alat Politik Partisan

MINGGU, 04 FEBRUARI 2024 | 19:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Petisi yang disampaikan sejumlah kampus negeri maupun swasta di dalam negeri membentuk perlawanan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun, muncul anggapan aksi tersebut dijadikan alat kepentingan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres).

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Aktivis Nasional Tolak Kampus Jadi Partisan Politik Praktis menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers, di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (4/2).

Koordinator Aliansi Aktivis Nasional Tolak Kampus Jadi Partisan Politik Praktis, M. Natsir Sahib menyatakan kekecewaannya dengan tuntutan akademisi di kampus, yang salah satunya meminta pejabat negara mundur dari kontestasi Pilpres 2024.

"Yang kami sayangkan adalah sekelompok guru besar apalagi kampus negeri seharusnya berkomitmen menyampaikan pendapatnya secara akademis bukan menyampaikan pendapat capres lainnya," ujar Natsir.

Dia menjelaskan, kampus sudah terlalu jauh masuk dalam politik partisan. Sebagai contoh, Natsir menyebut kejadian Tim Nasional (Timnas) Amin saat ke Yogyakarta, ada beberapa dosen ikut menghadiri acara kampanye.

"Bahkan, ketika UGM membacakan pernyataan sikapnya, ada peserta yang menunjukan salam 3 jari. Hal Ini kan menunjukkan politik partisan untuk kepentingan kekuasaan dengan memanfaatkan panggung kampus," tuturnya.

Maka dari Natsir memandang kampus harus netral dari politik partisan. Sehingga, jika yang dipersoalkan kampus adalah aktivitas politik Presiden Jokowi, maka UU Pemilu telah tegas mengatur rambu-rambunya.

"UU Pemilu menyebutkan, Presiden boleh berkampanye. yang justru tidak boleh adalah kampus yang terlibat politik partisan. Kita tak ingin ada pemecah belahan lagi dalam masyarakat dengan memanfaatkan panggung kampus sebagai alat politik partisan," jelasnya.

"Ayo kita selamatkan kampus dari nafsu kekuasaan yang sempit", pungkas Natsir.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya