Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

OpenAI dan Pentagon Kembangkan Proyek Keamanan Siber

KAMIS, 18 JANUARI 2024 | 09:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah sempat menolak menyediakan kecerdasan buatannya untuk pihak militer, perusahaan teknologi OpenAI akhirnya mulai melakukan kerja sama dengan Pentagon dalam sejumlah proyek, termasuk kemampuan keamanan siber.

Dalam sebuah pernyataan, Anna Makanju, wakil presiden urusan global perusahaan pembuat ChatGPT, mengatakan pihaknya sedang mengembangkan alat bersama Departemen Pertahanan AS untuk perangkat lunak keamanan siber sumber terbuka dan telah melakukan pembicaraan awal dengan pemerintah AS mengenai metode untuk membantu mencegah trauma yang mendorong para veteran melakukan tindakan ekstrem seperti bunuh diri.

Pengumuman datang setelah OpenAI baru-baru ini menghapus ketentuan layanan yang melarang AI-nya untuk aplikasi militer dan peperangan. Makanju menggambarkan keputusan tersebut sebagai bagian dari pembaruan kebijakan yang lebih luas untuk menyesuaikan dengan penggunaan baru ChatGPT dan alat lainnya.

“Karena sebelumnya kita mempunyai larangan menyeluruh terhadap militer, banyak orang berpikir bahwa hal itu juga termasuk larangan penggunaan dalam banyak hal lainnya,” kata Makanju, dalama wawancara di Bloomberg House pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Selasa (16/1).

"Namun OpenAI tetap melarang penggunaan teknologinya untuk mengembangkan senjata, menghancurkan properti, atau menyakiti orang," ujarnya.

OpenAI juga mengatakan bahwa mereka mempercepat upayanya dalam menjaga keamanan pemilu, mencurahkan sumber daya untuk memastikan bahwa alat AI generatifnya tidak digunakan untuk menyebarkan disinformasi politik.

“Pemilu adalah hal yang sangat penting,” Sam Altman, CEO OpenAI, mengatakan dalam wawancara yang sama.  

“Saya pikir bagus kalau kita punya banyak kekhawatiran yang sama," ujarnya.

Microsoft, investor terbesar OpenAI, telah menyediakan beberapa kontrak perangkat lunak kepada angkatan bersenjata AS dan cabang pemerintah lainnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya