Wajah tiga capres dan cawapres Taiwan 2024/Net
Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden pada Sabtu (13/1), sebuah kompetisi politik nasional yang akan menentukan nasib negara pulau itu dalam beberapa tahun ke depan.
Pemilu Taiwan menjadi perhatian internasional karena hasilnya berpotensi meningkatkan atau bisa juga menurunkan ketegangan militer di Selatan Taiwan.
Kekhawatiran ini berkaitan dengan tekanan China yang mempunyai ambisi untuk mengambil kendali penuh atas Taiwan yang dianggap sebagai bagian dari teritorinya.
Berikut tiga kandidat presiden dan wakil presiden yang akan dipilih selama pemilu besok:
1. Ko Wen-je dan Cynthia Wu (TPP)
Ko Wen-je (64), mewakili Partai Rakyat Taiwan yang lebih kecil dan baru dirikan pada tahun 2019.
Ko mengklaim dirinya sebagai satu-satunya kandidat yang dapat diterima oleh AS maupun China.
Dia berjanji akan terbuka untuk mengadakan pembicaraan dengan China, namun intinya akan memastikan bahwa Taiwan tetap dapat menjaga demokrasi dan kebebasan sipilnya.
Antara tahun 2014 dan 2022, Ko menjabat sebagai Wali Kota Taipei dan pernah bekerja sama dengan DPP serta KMT.
Ko adalah kandidat paling populer di kalangan pemilih muda, karena pendekatannya yang lugas dan fokus pada isu-isu praktis seperti perumahan dan pendidikan.
Pasangannya adalah Cynthia Wu (26), seorang eksekutif bisnis yang berasal dari salah satu keluarga terkaya di Taiwan.
2. Lai Ching-te dan Bi-khim Hsiao (Partai DPP)
Lai Ching-te (64), yang juga dipanggil William, saat ini adalah wakil presiden Taiwan dari Partai Progresif Demokratik (DPP), yang menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan.
Jika terpilih, William akan memperkuat pertahanan nasional dan perekonomian serta melanjutkan arah kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden Tsai Ing Wen.
Dia juga mengaku akan tetap terbuka untuk berbicara dengan China, namun tetap menjadikan kepentingan Taiwan yang utama.
"Selama ada kesetaraan dan martabat di kedua sisi Selat Taiwan, pintu Taiwan akan selalu terbuka,” ujarnya, seperti dimuat AFP.
Sementara itu wakilnya, Bi-khim Hsiao (52) merupakan seorang diplomat yang pernah mendapat tugas sebagai Duta Besar Taiwan untuk Amerika Serikat.
3. Hou Yu-ih dan Shau-kong (Partai KMT)
Hou Yu-ih (66) adalah kandidat dari partai oposisi utama Taiwan, Kuomintang, atau KMT, yang pemerintahannya mundur ke pulau itu pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan Partai Komunis China (PKC).
KMT memiliki hubungan yang lebih lunak dengan China dibanding DPP, meskipun mereka secara tegas membantah menjadi partai yang pro-Beijing.
Hou saat ini menjabat sebagai Wali Kota New Taipei, dan ia saat ini mengambil cuti untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Meski diusung oleh KMT, Hou berjanji untuk tidak melakukan unifikasi dengan China saat terpilih nanti. Menurutnya, masa depan Taiwan harus ditentukan oleh rakyatnya.
Hou menekankan bahwa dirinya akan lebih berupaya menjalin dialog dengan China dibanding Lai dari DPP yang dituduhnya mendorong Taiwan ke medan perang.
Pasangan Hou adalah mantan legislator dan komentator TV, Jaw Shau-kong (73).