Berita

Tabrakan pesawat Japan Airlines dan pesawat lain yang diduga milik penjaga pantai Jepang di Bandara Haneda, Tokyo, Selasa (2/1)/Net

Dahlan Iskan

Kecil Besar

JUMAT, 12 JANUARI 2024 | 07:01 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

PUJIAN terus mengalir dari seluruh dunia: bagaimana pramugara/pramugari Japan Airlines ini menyelamatkan seluruh penumpangnya.

Anda sudah tahu: pesawat A350 milik JAL terbakar habis di ujung landasan Bandara Haneda di Tokyo. Tapi tidak satu pun dari 376 penumpangnya yang tewas. Beberapa memang terluka tapi sangat minor.

Sebenarnya ada dua yang meninggal: satu anjing dan satu kucing. Dua binatang itu memang diajak terbang oleh tuan mereka. Mungkin keduanya tidak mengerti apa arti pengumuman gawat dari awak pesawat.


Saat pesawat berbadan lebar itu mulai terbakar, sistem pengeras suara langsung tidak berfungsi.

Pramugari harus ambil megaphone. Di setiap pesawat memang dilengkapi megaphone. Lewat megaphone itulah diumumkan: agar penumpang keluar lewat pintu darurat. Yakni dengan cara meluncurkan badan di tangga peluncur di pintu darurat.

"Tidak boleh bawa barang bawaan," seru pengumuman itu. Orang Jepang disiplin. Tidak satu pun yang membawa tas saat meluncur di pintu darurat.

Pesawat sebesar A350 dilengkapi 8 pintu darurat. Tapi yang dibuka hari itu hanya tiga. Selebihnya dalam posisi yang sangat bahaya: dekat kobaran api.

Teorinya: seluruh penumpang sudah harus meninggalkan pesawat dalam waktu 1,5 menit. Tapi dalam kasus JAL di Haneda ini diperlukan waktu 18 menit. Mungkin saja 18 menit itu sudah termasuk waktu untuk mengecek kepastian: tidak ada lagi penumpang yang tertinggal di dalam pesawat. Waktu 18 menit itu dihitung sejak pesawat mendarat sampai kapten pilot keluar meninggalkan pesawat.

Kapten pilot JAL hari itu menjadi orang terakhir yang meninggalkan pesawat. Begitulah aturan penerbangan. Awak baru boleh meninggalkan pesawat setelah semua penumpang beres.

Kemungkinan lain perlu waktu 18 menit: hanya tiga pintu darurat yang boleh dibuka. Intinya: hebat. Semua selamat.

Memang ada 5 orang yang meninggal dunia. Mereka adalah awak pesawat kecil yang ditabrak di landasan itu. Pilotnya sendiri selamat.

Pesawat kecil yang ditabrak itu jenis Dash-8. Buatan Kanada. Hari itu diisi 6 orang. Mereka adalah petugas patroli laut yang akan terbang ke Niigata.

Sehari sebelumnya memang ada gempa besar di Niigata: 7,6 skala Richter. Lebih 213 orang meninggal –52 lainnya masih hilang. Pesawat kecil itu membawa bantuan untuk daerah gempa.

Ketika pesawat JAL A350 mulai mendarat di ujung landasan, justru pesawat Dash-8 itu memasuki landasan.

Masuk landasannya tepat di bagian tengah landasan. Langsung disantap pesawat besar itu. Hancur. Kepingannya sampai terlempar ratusan meter. Tapi pilotnya selamat. Hanya cedera.

Ketika itu senja sudah gelap. Cuaca baik. Jarak pandang 10 km. Tapi tiga pilot A350 bersaksi: tidak melihat ada pesawat memasuki landasan. Pesawat A350 memang dikendalikan oleh tiga orang pilot.

Memang saat pesawat A350 itu siap menyentuh landasan Dash-8 belum masuk landasan. Begitu A350 menyentuh landasan Dash-8 masuk landasan.

Saya pun minta bantuan teman yang ahli kontrol pesawat terbang. Saya kirimkan kepadanyi rekaman pembicaraan antara petugas tower bandara Haneda dengan pilot A350 dan pilot Dash-8.

Menurut ahli itu, pilot Dash-8 sangat sembrono. Tapi menara kontrol seharusnya segera memberi instruksi ke Dash-8: "Taxi to Holding Point C5”, ujarnyi. Bahkan harus lebih tegas: “Taxi to Holding Point C5, Hold on Short”.

Sebelum itu tower pasti sudah memberi izin JAL A350 itu untuk mendarat. Izin itu pasti disampaikan lewat kalimat: "Runway 34 R cleared to land…”.

"Mungkin pilot Dash-8 mendengar kata 'clear' saja. Lalu cepat-cepat membawa pesawatnya masuk landasan," katanyi.

Salah paham seperti itu juga sering terjadi di tempat lain. Termasuk di Indonesia. Tapi selalu bisa diselamatkan dengan instruksi lengkap seperti di atas.

Yang paling rawan adalah kalau pesawat yang turun naik di bandara itu banyak jenis. Besar dan kecil. Seperti di Juanda Surabaya.

"Dalam case accident di Haneda sepertinya tidak ada waktu untuk pilot atau ATC melakukan warning tersebut," ujarnyi.

Akibatnya fatal. Dan itu terjadi di Jepang. Yang budaya disiplinnya begitu tinggi. Orang menyeberang jalan saja tengok kanan-kiri dulu. Ini di Haneda. Ada pilot yang begitu tidak disiplinnya.

Memang Haneda sangat sibuk pada 2 Januari sore itu. Itulah saatnya orang yang mudik kembali ke Tokyo. Termasuk mereka yang hari itu baru balik dari mudik ke Hokkaido. Mereka harus kembali bekerja di Tokyo. Apalagi baru ada gempa. Banyak pesawat kecil ikut menyibukkan Haneda.

Haneda memang menjadi bandara pilihan. Lokasinya di antara Tokyo dan Yokohama. Dekat ke mana-mana. Beda dengan bandara Narita: lebih satu jam dari pusat kota Tokyo.

Satu pilot pesawat kecil telah menyebabkan bencana fatal bagi pesawat besar. Inilah pilot yang membuat pesawat seharga Rp 1,5 trilliun habis dilahap api.

Memang JAL akan dapat penggantian dari perusahaan asuransi. Tapi bila semua penumpangnya tewas alangkah tragisnya: tragedi tahun baru.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya