Bambang Haryo Soekartono/Net
Imbas serangan yang bertubi-tubi tanpa dasar oleh Capres Nomor urut 1 Anies Baswedan kepada Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto pada debat ketiga capres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (71) lalu, menimbulkan kegeraman dari Anggota DPR RI Partai Gerindra periode 2014-2019, Bambang Haryo Soekartono.
Pasalnya, Anies mendapat tiket maju sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 dari Gerindra.
Anies kala itu berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno yang saat itu juga merupakan kader Gerindra.
Bambang Haryo mengungkapkan kekecewaannya kepada Anies usai debat yang bertemakan pertahanan, keamanan, geopolitik, hubungan luar negeri dan globalisasi pada Minggu (7/1) lalu.
BHS akrab disapa membeberkan pengorbanan para Anggota DPR Gerindra periode 2014-2019 saat memenangkan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
“Jadi seluruh anggota DPR RI Fraksi Gerindra di 2014-2019 yang berjumlah 73 orang saat itu diperintahkan Pak Prabowo Subianto untuk mengumpulkan dana sumbangan pemenangan Anies-Sandi minimal Rp1 miliar per anggota DPR RI,” kata BHS kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (10/1).
BHS sendiri saat itu duduk di Komisi V DPR RI. Dia ikut berpartisipasi dengan memberikan sumbangan pribadi sebesar Rp3 miliar.
“Dan itu ikhlas untuk kemenangan Pak Anies pada waktu itu, tetapi saya sangat kecewa melihat debat capres, dimana Anies lebih banyak menyerang personal Pak Prabowo Subianto di saat debat publik,” ungkapnya
“Dan bahkan seluruh anggota DPR RI diminta oleh Pak Prabowo Subianto untuk mengerahkan anggota dan relawannya minimal 100 relawan untuk mensosialisasikan tentang Anies-Sandi sekaligus membantu saksi kemenangan Anies-Sandi dengan anggaran dari masing masing anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra itu sendiri selama beberapa bulan,” bebernya.
“Saya juga bertugas saat itu sebagai juru kampanye mengirimkan relawan sekitar 300 relawan untuk kemenangan Anies-Sandi,” tegas BHS.
Menurut Dewan Penasihat TKD Prabowo-Gibran Jawa Timur (Jatim) itu, Anies dalam berdebat sangat tidak beretika.
“Dan ternyata dalam debat yang harusnya adu gagasan dan data yang dikeluarkan, bukan sentimen pribadi atau personal, etikanya tidak bagus. Jadi benar kata Pak Prabowo, Anies tidak berhak untuk bicara etika,“ tutup BHS.