Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia Masih Tertinggal di ASEAN

SENIN, 08 JANUARI 2024 | 17:56 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Sektor kelautan dan perikanan Indonesia masih kalah dari sejumlah negara lain di ASEAN, dengan nilai ekonomi atau valuasi yang masih jauh di bawah 1 miliar dolar (Rp15 triliun).

Hal tersebut dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono, yang menyebut bahwa industri sektor perikanan Indonesia masih kalah dibanding Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Trenggono mengakui bahwa cara penangkapan ikan di dalam negeri masih bersifat tradisional, sehingga Indonesia tertinggal dari negara-negara lain.

"Di kita belum ada perusahaan-perusahaan yang selevel itu, dengan tetangga kita seperti Thailand, Filipina, dan Vietnam saja kita sudah banyak kalah, karena cara penangkapan kita masih dengan cara penangkapan yang tradisional. Jadi artinya, alat tangkapnya yang tidak ramah lingkungan," ujarnya.

Untuk itu, kata Trenggono, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbaiki sektor kelautan Indonesia menjadi satu industri yang tertata rapi, dengan mendorong Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota, agar para investor juga nantinya dapat tertarik untuk menginvestasikan dananya di dalam negeri.

"Ke depan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bisa membuat suatu modeling-modeling. Dengan modeling ini harapannya nanti ada investor-investor lokal yang kemudian mereka mulai berpikir yang sustain itu adalah seperti ini. Seperti kayak misalnya ikan kakap, itu pasarnya besar sekali tapi belum ada yang melakukan budidaya secara serius di situ, yang ada adalah sporadis (tidak teratur)," jelasnya.

Disebutkan Trenggono, ia juga akan mendorong para nelayan untuk menjadi nelayan yang produktif di dalam negeri.

"Jadi tidak melulu pengusaha itu bergerak di penangkapan, tetapi bagaimana mengoptimalkan para nelayan menjadi nelayan produktif, kemudian mereka masuknya di hilir, karena di sektor hilir sendiri kita belum baik ya," pungkasnya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya