Berita

Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)/Net

Politik

PILPRES 2024

SBY Buktikan Menang Satu Putaran Lawan Penguasa Tidak Mustahil

SABTU, 06 JANUARI 2024 | 11:24 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024 tidak mustahil dicapai hanya dengan satu putaran. Merujuk pengalaman, kemenangan satu putaran pernah terjadi dalam pesta demokrasi yang melibatkan tiga pasangan capres dan cawapres.

Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Demokrat, Andi Arief mencontohkan, peristiwa tersebut pernah dialami duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono dalam Pilpres 2009.

Pada Pilpres tersebut, banyak kalangan yang tidak percaya kemenangan satu putaran SBY-Boediono. Saat itu, SBY-Boediono bertarung dengan pasangan Megawati-Prabowo, dan Jusuf Kalla-Wiranto.

"Muncul tuduhan curang, terutama oleh PDIP. Alhasil MK memutus pilpres (2009) sah tanpa kecurangan. Itu kehendak rakyat," kata Andi Arief dikutip dari akun X pribadinya, Sabtu (6/1).

Kehendak rakyat merupakan penentu apakah pilpres bisa digelar satu putaran atau lebih. Melalui kehendak rakyat pula, SBY bisa menjadi presiden untuk pertama kali pada Pilpres 2004.

Saat Pilpres 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla masuk putaran kedua dan dihadapkan dengan koalisi partai besar.

"Dulu juga 2004, SBY-JK dikeroyok oleh partai-partai besar di putaran kedua yang bersatu memenangkan Ibu Mega-Pak Hasyim Muzadi. Pada akhirnya kehendak rakyat yang terbukti dalam survei sebelumnya menghendaki SBY-JK menang," sambungnya.

Belajar dari pengalaman kemenangan SBY selama dua periode, Andi Arief meyakini kekuatan rakyat masih menjadi penentu dalam pesta demokrasi lima tahunan.

"SBY-JK menang tak didukung kekuasaan, tak berkeluh kesah akhirnya didukung rakyat bisa menang. Begitu juga 2009, karena rakyat menilai SBY berhasil, maka oposisi dan wapres yang menjadi penantang kalah, oleh rasionalitas rakyat," tutupnya.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya