Berita

Tresi Deice Katupayan ketika memimpin doa para jemaah Kebaktian Minggu pagi di Taman Victoria Hongkong/Istimewa

Dahlan Iskan

Devis Tresi

SENIN, 25 DESEMBER 2023 | 05:13 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

TAMAN Victoria, kemarin pagi, sehari sebelum Natal 2023: sekitar 20 wanita Indonesia membuat lingkaran di bawah pepohonan yang rindang.

Matahari pagi bersinar kuat tapi udara akhir Desember tetap saja dingin. Mereka pakai baju tebal. Benyanyi-nyanyi. Bergoyang-goyang. Tangan sering melambai-lambai ke atas. Memuji Tuhan.

Anda pun tahu: itulah kebaktian Minggu pagi di Taman Victoria Hongkong. Taman di Causeway Bay itu tiap hari Minggu memang ''diduduki'' wanita Indonesia. Yakni mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang mendapat hak libur di hari Minggu.

Awalnya saya ingin tahu di gereja mana saja yang Minggu kemarin merayakan Natal dalam bahasa Indonesia.

"Di Taman Victoria," ujar sahabat Disway yang bekerja di sana.

"Di taman terbuka?"

"Iya," tegasnyi.

Benar. Dari jauh sudah terdengar nyanyian gereja. Kian dekat kian jelas: pakai bahasa Indonesia.

Inilah kebaktian sambil berdiri. Sejak awal sampai akhir. Di bawah pohon.

Saya mendekat tapi tidak mau menyapa. Saya tidak mau ibadah mereka terganggu. Kebetulan mereka lagi memejamkan mata semua: tidak melihat saya sudah bersama mereka.

Wanita yang di tengah lingkaran itu bahkan tidak hanya memejamkan mata. Di pipinyi mengalir air mata. Wanita inilah yang memimpin doa. Dengan suara lantang. Bergetar. Kadang berubah syahdu.

"Amiiin," sahut yang di lingkaran.

Usai kebaktian barulah saya ngobrol dengan pemimpin kebaktian itu.

"Juragan saya seorang dokter," ujar wanita yang memimpin doa itu. Namanyi: Tresi Deice Katupayan. Asal Manado.

"Anda lulusan sekolah tinggi teologi mana?"

"Tidak. Saya bukan pendeta. Saya hanya lulusan SMA," ujar Tresi.

"Cara Anda memimpin kebaktian tidak kalah dengan Pendeta Nico," kata saya.

"Saya ikut pendalaman Al Kitab," jawab Tresi.

Tresi sudah sekitar 20 tahun bekerja di Hongkong. Satu-satunya anak Tresi baru saja menikah. Tresi diizinkan pulang ke Manado untuk perkawinan anaknyi.

Tresi ternyata dari gereja yang di Jakarta dipimpin Pendeta Nico: Gereja Bethel Indonesia (GBI).

"Kenapa tidak jadi satu dengan kebaktian jemaat GBI di Hotel Regal?" tanya saya.

"Itu GBI pimpinan tokoh yang lain," jawab Tresi.

Tresi sudah lebih 10 tahun memimpin kebaktian di bawah pohon seperti itu. Anggotanya hampir 200 orang. Terlihat ada yang dari Kupang, Ambon, Toraja dan Jateng.

Kadang sehari Minggu bisa empat kali kebaktian. Dari 200 itu ada yang hanya bisa pagi tapi ada juga yang bisanya sore.

Di dalam doa itu Tresi menyebut agar Tuhan terus memberi kemakmuran pada Hongkong. Juga mendoakan Indonesia agar di Pilpres nanti dipilihkan pemimpin yang baik.

Sebelum ke taman ini, saya memang ke Hotel Regal. Saya janjian bertemu dengan pendeta Marion Devis di situ.

Ia lulusan sekolah tinggi teologi Bandung. Dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) Hongkong. Sudah tiga tahun GBI menugaskan Devis untuk jadi gembala di Hongkong.

Ketika saya tiba di situ Pendeta Devis lagi bersama seluruh gembala: latihan terakhir untuk perayaan Natal satu jam kemudian. Latihan tapi sudah seperti kebaktian sungguhan.

Ini hotel bintang empat. Tiap Minggu pagi GBI Hong Kong mengadakan kebaktian bahasa Indonesia di hotel ini. Jemaatnya mayoritas juga para pekerja rumah tangga di Hong Kong.

Khusus untuk perayaan Natal kemarin mereka mendatangkan pendeta dari Jakarta: Herry Kho. Yakni dari GBI yang ada di TCT Tower Jakarta. Saya pun ngobrol sebentar dengan Pendeta Herry Kho. Ia datang bersama istri.

Anda sudah tahu: GBI masuk negeri kita di tahun 1926 –sebelum ada Indonesia merdeka. Itu bermula dari dua misionaris yang ditugaskan oleh gereja di Seattle, Amerika Serikat, ke Bali. Sulit. Lalu ke Surabaya. Berhasil.

Baru tahun ini saya sehari bisa ikut dua kali Natalan: di bawah pohon dan di hotel bintang 4 di pagi yang sama.

Populer

Permainan Jokowi Terbaca Prabowo dan Megawati

Selasa, 25 Februari 2025 | 18:01

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Mengapa KPK Keukeuh Tidak Mau Usut Dugaan Korupsi Keluarga Jokowi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 08:02

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana Tak Patuhi Instruksi Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 03:26

UPDATE

Irwasum Polri Pimpin Panen Jagung Serentak di Madiun

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:40

Alex Indra Minta Pemerintah Jamin Stabilitas Harga Pangan di Ramadan dan Lebaran

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:37

Pemerintah dan Pertamina Jamin Stok Elpiji Aman Jelang Lebaran

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:34

Cak Imin Ceramahi Mendes Yandri: Hati-Hati jadi Pejabat

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:24

Kelompok Ini Berhak Dapat Layanan Transportasi Gratis di Jakarta

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:23

Satgas Damai Cartenz Buru Enam Napi Lapas Wamena yang Kabur

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:08

Cagub Papua Mathius Fakhiri: Keadilan Akhirnya Datang Juga

Rabu, 26 Februari 2025 | 19:07

PKS Siapkan Berbagai Program Sosial Selama Ramadan

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:47

KWI Anugerahi Penghargaan Tujuh Organisasi Lintas Iman

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:45

DPR Ditagih Selesaikan RUU Pemilu

Rabu, 26 Februari 2025 | 18:45

Selengkapnya