RM Gustilantika Marrel Suryokusumo (tengah) bersama para pegiat lingkungan yang tergabung dalam komunitas Pagar Merapi/Ist
Pembangunan ekonomi berbasis masyarakat wajib diterapkan secara nasional. Sebab dengan begitu, masyarakat tingkat bawah bisa berdaya dan mandiri tanpa harus bergantung investor dari luar.
Demikian disampaikan pegiat sosial, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo setelah melihat geliat ekonomi di Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dalam wadah Kaliurang Explore.
Kaliurang Explore ia inisiasi di tahun 2021. Berawal dari wisata Nawang Jagad yang mengusung konsep kemah, kini Kaliurang Explore berkembang menjadi 5 objek wisata.
"Masyarakat bisa dibuat mandiri dan berdaya. Apa yang terjadi di Kaliurang membuktikan kalau mereka (masyarakat) bisa membangun dan merawat ekosistem ekonomi sendiri," kata Marrel dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/12).
Cucu Sultan HB X ini menegaskan tidak anti terhadap investor luar. Namun dengan gerakan masyarakat itu sendiri, maka pembangunan ekonomi akan lebih banyak dirasakan warga sekitar.
"Saya tidak ingin masyarakat Kaliurang hanya mendapat bagian kecil dari kue pariwisata di sini. Mereka harus berdaya di rumah sendiri. Konsep Kaliurang Explore seharusnya bisa diaplikasikan pada level nasional," pungkasnya.
Saat ini dampak ekonomi Kaliurang Explore sangat besar terhadap masyarakat sekitar. Berkat kerja keras warga, kini pemerintah desa di Kaliurang mendapat pemasukan dari sewa lahan dan bagi hasil keuntungan.
Kaliurang Explore sendiri terdiri dari objek wisata Nawang Jagad, Tankaman, Omah Putih, Lorong Oksigen, dan Kampung Anggrek dengan menempati lahan Tanah Kasultanan (Sultan Ground) dan Tanah Kas Desa Hargobinangun.