Berita

Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD/RMOL

Politik

Tak Punya Visi yang Jelas, Posisi Ganjar-Mahfud Terancam Merosot Menuju Pilpres 2024

KAMIS, 30 NOVEMBER 2023 | 14:13 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dinilai tak punya power mencukupi dalam menghadapi manuver dua pasangan lain yang menjadi lawannya pada Pilpres 2024.

Dalam pengamatan Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, Ganjar-Mahfud seperti kehilangan cara mendongkrak elektabilitas mereka.

Pasalnya, Ganjar-Mahfud bersama partai-partai pengusungnya seperti PDI Perjuangan, terus mengemukakan wacana yang cenderung menyerang lawan-lawan politik.


Sosok yang kerap disapa Biran itu mengutarakan, terbaru kubu Ganjar-Mahfud menyerang penguasa yang dianggap telah mempraktikan neo Orde Baru, sebagaimana disampaikan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, beberapa waktu lalu.

"Posisi politik Ganjar-Mahfud dalam Pilpres ini kepentok, ibarat maju kena mundur kena," ujar Biran kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/11).

Pengamat komunikasi politik yang lulus magister di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu menganggap Ganjar-Mahfud tidak punya visi yang jelas untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Tidak seperti pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang mengusung visi Perubahan.

Atau pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang mengusung keberlanjutan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Ganjar-Mahfud mau menanggalkan tagline keberlanjutan dan mengusung perubahan juga tak akan berpengaruh banyak. Sebab isu 'Perubahan' sudah dikapling oleh Anies-Muhaimin," tutur Biran.

"Pun (kalau) mau kembali mengusung tagline 'Keberlanjutan', sudah terlanjur vulgar menyerang Jokowi," sambungnya menegaskan.

Karena itu, pria kelahiran Sulawesi Tenggara itu meyakini elektabilitas Ganjar-Mahfud akan merosot jika terus menggunakan strategi komunikasi politik yang menyerang lawan.

"Yang harus dilakukan sebenarnya adalah memainkan tagline Keberlanjutan dan Perubahan secara proporsional, tanpa menyerang pihak manapun, dengan fokus pada kelebihan dan kekuatan program, gagasan, figur dan politik gotong royong," tandas Biran.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Berjuang Bawa Bantuan Bencana

Kamis, 04 Desember 2025 | 05:04

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

UPDATE

PIP Berubah Jadi Kartu Undangan Kampanye Anggota DPR

Senin, 15 Desember 2025 | 06:01

Perpol versus Putusan MK Ibarat Cicak versus Buaya

Senin, 15 Desember 2025 | 05:35

Awas Revisi UU Migas Disusupi Pasal Titipan

Senin, 15 Desember 2025 | 05:25

Nelangsa Dipangku Negara

Senin, 15 Desember 2025 | 05:06

Karnaval Sarendo-Rendo Jadi Ajang Pelestarian Budaya Betawi

Senin, 15 Desember 2025 | 04:31

Dusun Bambu Jual Jati Diri Sunda

Senin, 15 Desember 2025 | 04:28

Korupsi di Bandung Bukan Insiden Tapi Tradisi yang Dirawat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:10

Rektor UI Dorong Kampus Ambil Peran Strategis Menuju Indonesia Kuat

Senin, 15 Desember 2025 | 04:06

Hutan Baru Dianggap Penting setelah Korban Tembus 1.003 Jiwa

Senin, 15 Desember 2025 | 03:31

Jangan Keliru Tafsirkan Perpol 10/2025

Senin, 15 Desember 2025 | 03:15

Selengkapnya