Berita

Ilustrasi buruh sortir plastik/Net

Publika

Program Pemberdayaan Atas Nama Orang Miskin, Pekerja Perempuan Hanya Objek

OLEH: BAGONG SUYOTO
RABU, 29 NOVEMBER 2023 | 11:43 WIB

BAGAIMANA meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan kaum buruh perempuan sektor daur ulang plastik? Upah buruh sortir plastik sekitar Rp500-600 ribu/kg. Merupakan sistem upah borongan. Hasil sortir sekitar 60 sampai 100 kg/hari. Penghasilannya sangat kecil, di bawah standar pengupahan daerah. Sedang sistem upah harian Rp35-60 ribu.

Kaum perempuan pekerja ini bagian dari sektor informal. Karakteristik informal di antaranya pendidikan rendah, masuk kerja gampang, tak bermodal, tidak rumit, dan lain-lain. Jika sebagai kepala rumah tangga dengan 2-3 anak, maka sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tingkat pendapatan perempuan memang berbeda dengan lelaki, lebih besar per harinya. Mungkin secara teori gender, tenaga lelaki lebih kuat dan gerakannya lebih cepat ketimbang perempuan. Tetapi masalahnya, perempuan punya fungsi ganda; reproduksi (merawat anak, pekerjaan rumah tangga, dan lain-lain) dan produksi atau bekerja di luar rumah.


Berdasarkan fakta objektif, kaum perempuan pekerja tersebut secara sosial ekonomi sangat rapuh, bisa dibilang miskin atau miskin sekali. Hasil uang kerja tidak dapat mencukupi kebutuhan makan sehari-hari secara layak, misal makan 3 kali sehari dengan menu cukup kalori, gizi, protein, dan lain-lain. Bahkan, ada yang makan nasi dengan lauk kerupuk, daun kol mentah dan sambal.

Kaum perempuan ini masih terlilit uang rente dan riba, terjerat bank emok, bank harian atau bank plecit. Ada yang setiap minggu bingung harus bayar cicilan bank emok. Akhirnya baru dua atau tiga hari menerima upah, harus kasbon ke bos. Hampir tiap minggu minta kasbon. Sementara uang untuk makan sehari-hari sudah tidak ada lagi.

Betapa sulitnya menolong buruh miskin dan sangat miskin sektor daur ulang plastik! Apalagi yang menolong orang miskin atas nama program charity atau program jangka pendek alakadarnya. Program itu sebenarnya hanya untuk menolong penyusun program itu. Kaum perempuan miskin hanya dijadikan objek program saja. Padahal dalam proposalnya bertujuan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraannya.

Oleh karena itu perlu suatu model program yang dirancang/direncanakan bersama kaum perempuan miskin. Ada yang bilang sebagai model perencanaan partisipatif. Pelibatan kaum perempuan sejak perencanaan, implementasi, pengawasan dan evaluasi. Program itu harus mengedepankan partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan lain-lain yang bertujuan menguatkan, memberdayakan dan memandirikan kelompok kaum perempuan.

Kaum perempuan tersebut, yang paling pokok diajak mengelola keuangan agar potensinya berkembang penuh. Pastinya, kaum perempuan akan menjadi subjek (pelaku) dari program pemberdayaan. Masalahnya, mereka ini dijauhkan dari pengelolaan keuangan dengan berbagai dalih. Pemilik proyek mengangkangi uang program.

Padahal jelas, uang program itu sejak awal bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kaum perempuan, kaum miskin. Jika kaum perempuan tidak diajak mengelola uang, artinya mereka telah ditipu mentah-mentah sejak program diimplementasikan.

Berhati-hatilah dengan program pemberdayaan atas nama orang-orang miskin, kaum perempuan miskin, anak miskin, dan lain-lain. Seringkali hanya jadi alat untuk perkaya diri sendiri dan kelompoknya, kaum perempuan miskin hanya dijadikan kuli dan objek penderita.

Masih adakah lembaga-lembaga yang melakukan pendampingan dan pemberdayaan yang benar-benar ingin mengangkat derajat kaum perempuan miskin?! Jika ada boleh jadi merupakan lembaga yang sangat mulia di sisi manusia, malaikat dan Tuhan.
Penulis adalah Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNas)


Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya