Pengembang properti terkemuka, PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR), harus berbesar hati dengan penurunan pendapatan di kuartal III 2023 ini.
Laporan Perusahaan menyebutkan, WINR meraih pendapatan Rp 21,40 miliar, turun 39,04 persen dari pendapatan Rp 35,11 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Penurunan disebabkan oleh pendapatan rumah hunian yang turun 39,3 persen menjadi Rp 19,624 miliar dan pendapatan jasa penjualan rumah yang amblas 35,87 persen, menjadi Rp 1,777 miliar.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada Rabu (22/11), disebutkan bahwa beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 12,99 miliar dari Rp 19,68 miliar.
Laba kotor turun menjadi Rp 8,40 miliar dari laba kotor Rp 15,42 miliar. Sedangkan laba usaha juga turun menjadi Rp 3,35 miliar dari laba usaha Rp 7,52 miliar tahun sebelumnya.
Namun begitu, perseroan mencatat penghasilan lain-lain neto sebesar Rp 24,03 miliar dari selisih penilaian kembali properti investasi Rp 23,72 miliar dari beban lain-lain neto Rp 147,53 juta tahun sebelumnya.
Laba sebelum pajak pun meningkat menjadi Rp 26,90 miliar dari laba sebelum pajak Rp 6,57 miliar.
Yang mengejutkan, di tengah anjloknya pendapatan, WINR justru meraih laba bersih sebesar Rp 21,07 miliar atau melesat 259,56 persen (y-o-y). Hal ini terutama disebabkan oleh langkah perseroan yang melakukan revaluasi aset.
Laba neto tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp 21,07 miliar dari laba neto tahun berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp 5,85 miliar.
Untuk liabilitas tercatat mencapai Rp 95,69 miliar hingga periode 30 September 2023, naik dari total liabilitas Rp 91,26 miliar hingga periode 31 Desember 2022.
Total aset perusahaan mencapai Rp 450,62 miliar hingga periode 30 September 2023 naik dari total aset Rp 419,28 miliar hingga 31 Desember 2022.