Berita

Pengundian nomor urut capres-cawapres/Net

Suluh

Berhitung Putaran Kedua

SENIN, 20 NOVEMBER 2023 | 23:57 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

SECARA statistik sulit untuk memenangkan pilpres dalam satu putaran jika ada tiga pasangan calon yang berlaga. Apalagi, masing-masing pasangan merupakan tokoh yang memiliki basis pemilih besar.

Untuk itu, setiap narasi yang disampaikan ke publik harus hati-hati. Jangan sampai menohok dan melukai calon lain. Sebab bagaimanapun, pada putaran kedua nanti semua perlu duduk bersama untuk membicarakan kemenangan.

Belakangan narasi yang disampaikan kubu Ganjar Pranowo-Mahfud MD menjadi sorotan publik. Bahkan narasi itu sudah dimulai sejak pengundian nomor urut di KPU. Ganjar seolah ingin “menyerang” Presiden Joko Widodo yang belum mampu menghadirkan demokrasi baik ke masyarakat. Dalam sambutannya, Ganjar menyebut bahwa demokrasi Indonesia saat ini, saat dipimpin Jokowi, masih belum baik-baik saja.

Pernyataan ini cukup beralasan karena Ganjar mungkin masih merasa kesal lantaran “dukungan” Jokowi tidak jadi berlabuh padanya. Gugatan MK yang membolehkan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres menjadi alasan kekesalan itu.

Hati-hati Bernarasi

Pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak boleh sembarangan memilih narasi. Terlalu frontal pada pemerintah justru akan membuat blunder bagi diri sendiri. Ini lantaran ketiga paslon memiliki unsur pemerintah.

Misal pasangan nomor satu. Jargon perubahan tampak sulit diterima nalar lantaran 2 dari 3  pengusung utama mereka adalah partai pemerintah. Hanya PKS saja yang selama ini tidak pernah mencicipi kursi dari Jokowi.

Sementara pasangan nomor urut 2 lebih ekstra berhati-hati lagi. Pasalnya, cawapres mereka masih menjabat sebagai Menko Polhukam. Sementara PDIP sebagai pengusung utama masih belum mau meninggalkan kabinet.

Pasangan nomor 3 adalah paling bisa dicontoh. Selalu memuji pemerintah dan bersiap melanjutkan program yang sudah dijalankan. Hal ini tidak lepas dari kesadaran bahwa Prabowo masih menjabat Menhan dan para elit partai pendukung yang berada di lingkaran pemerintah.

Kubu Ganjar Bisa Ditinggal


Dengan fakta masih berada di lingkaran pemerintah, kubu Ganjar seharusnya lebih soft bernarasi. Sebab, serangan mereka terhadap pemerintah akan dimentahkan dengan kalimat, “kan kalian juga di dalam”.

Seperti saat kubu ini mengungkit masalah hukum. Publik tentu akan tertawa mendengar kritik itu. Toh, mereka juga yang bertugas sebagai pengendali hukum di negeri ini. Justru serangan demi serangan itu bisa membuat kubu Ganjar ditinggal.

Berbeda dengan kubu Anies. Walau mengusung perubahan, tapi gaya mereka mengkritik tidak lagi frontal. Cak Imin yang jenaka berhasil mengemas kritik itu menjadi lebih cair. Pesan tetap sampai, tapi tidak menimbulkan efek kebencian.

Hal ini bisa dilihat pada saat pengundian nomor urut KPU lalu. Pasangan Amin memberi kritik dengan analogi sepakbola yang lucu. Bahkan Prabowo-Gibran tidak merasa tersudut dengan ucapan Cak Imin. Mereka bersalaman dan tertawa bersama usai Prabowo-Gibran memberi sambutan.

Berbeda dengan Ganjar yang membawa sambutan itu sebagai tabuhan gong peperangan. Semua yang riang menjadi hening. Yang mulanya bergembira menjadi penuh tanda tanya.

Kubu Ganjar perlu mengakhiri gaya tersebut jika masih memandang perlu ada koalisi yang dijalin di putaran kedua. Tapi kalau Ganjar pede bisa menang satu putaran, maka sah-sah saja memulai serangan.

Sebaik-baiknya serangan itu dimulai dengan penarikan pasukan dari kabinet. Lalu mendeklarasikan PDIP dan PPP sebagai partai oposisi pemerintah.

Tapi apakah berani?

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Sidang Komika Aulia Rakhman Dilarang Diliput, Begini Penjelasan Jubir PN Tanjungkarang

Selasa, 21 Mei 2024 | 05:54

Safaruddin Akui Belum Dapat Perintah Prabowo untuk Jadi Cawagub Aceh

Selasa, 21 Mei 2024 | 05:35

Hari Ini MK Bacakan Putusan Dismissal Sengketa Pileg

Selasa, 21 Mei 2024 | 05:15

Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya Bagian Sindikat Narkoba di Jakarta

Selasa, 21 Mei 2024 | 04:59

2 Anggota DPRD Mangkir dari Pemeriksaan Kejaksaan

Selasa, 21 Mei 2024 | 04:42

Malang Diguncang Gempa M 5,3, Tak Berpotensi Tsunami

Selasa, 21 Mei 2024 | 04:22

Pencemaran Sungai Singgersing Diduga Akibat Pembukaan Lahan Sawit

Selasa, 21 Mei 2024 | 03:57

Ombudsman Ajak Warga Jabar Kenali Latar Belakang Cagub

Selasa, 21 Mei 2024 | 03:31

Punya Kesamaan Visi Misi, Alasan Bobby Nasution Gabung Gerindra

Selasa, 21 Mei 2024 | 02:58

Polemik Maskot Pilkada, KPU Bandar Lampung Minta Maaf

Selasa, 21 Mei 2024 | 02:29

Selengkapnya