Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Inflasi AS Menurun, Mata Uang Asia dan Saham-saham Menguat pada Akhir Pekan

SABTU, 28 OKTOBER 2023 | 11:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebagian besar mata uang dan saham negara-negara berkembang di Asia, berkinerja lebih baik, terlihat menguat pada Jumat (27/10).

Sementara imbal hasil Treasury turun karena tanda-tanda meredanya inflasi, menggarisbawahi ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS sudah selesai menaikkan suku bunga.

Departemen perdagangan AS mengatakan, inflasi sebagian besar didorong oleh biaya perumahan.

“Inflasi inti terus melambat,” kata Jeffrey Roach, kepala ekonom di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.

Reuters mengatakan, laporan PDB kuartal ketiga AS yang dirilis pada Kamis menunjukkan perekonomian masih tangguh, bahkan ketika berkurangnya tekanan inflasi mendorong harapan bahwa Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga dalam jangka pendek.

Pengamat pasar sangat menantikan data indeks pengeluaran konsumen pribadi dari AS, yang juga digunakan oleh The Fed sebagai pengukur inflasi. Indeks ini diperkirakan tumbuh 0,3 persen pada bulan September secara bulanan.

Peso Filipina PHP= bertambah 0,1 persen, sementara saham di Manila PSI turun 0,9 persen, dan berada di jalur sesi terburuknya sejak 17 Oktober 2022.

Kenaikan suku bunga off cycle di Filipina terjadi setelah kenaikan suku bunga yang mengejutkan oleh Bank Indonesia (BI) pada minggu lalu, karena kekhawatiran terhadap inflasi domestik dan kenaikan suku bunga AS mendorong bank central Asia untuk terus menaikkan suku bunga.

Menurut analis Krung Thai Bank, Poon Panichpibool, Indonesia dan Filipina memutuskan untuk menaikkan suku bunga berdasarkan kekhawatiran akan kebangkitan kembali inflasi yang bisa terjadi jika harga minyak bergerak lebih tinggi, yang menyebabkan efek lanjutan pada harga barang dan jasa atau prospek inflasi.

Rupiah Indonesia IDR melemah 0,2 persen, sedangkan saham JKSE menguat 0,7 persen.

Saham di Beijing SSEC dan Mumbai NSEI juga masing-masing bertambah 1 persen, sementara ekuitas di Taipei TWII naik 0,4 persen.

Ekuitas di Seoul KS11 juga menguat sekitar 0,2 persen, dengan analis JP Morgan memperkirakan bahwa lesunya permintaan di negara tersebut akan mengurangi kenaikan lebih lanjut pada saham lokal.

Ringgit Malaysia MYR bertambah sekitar 0,2 persen, namun berada di jalur penurunan mingguan kesembilan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya