Berita

Ilustrasi/RMOLNetwork

Politik

Pengusungan Gibran Bikin Suhu Politik Kian Panas, Polri Diminta Antisipasi Potensi Polarisasi Jelang Pilpres 2024

SELASA, 24 OKTOBER 2023 | 23:25 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang tinggal hitungan bulan, setidaknya ada tiga bakal pasangan calon yang akan berkontestasi dalam pesta demokrasi lima tahunan itu. Mesin partai dan suhu politik juga mulai memanas dalam upaya memenangkan jagoan masing-masing.

Sekjen Persatuan Aktivis dan Warga (Pandawa) Nusantara, Faisal Anwar, menyebut suhu politik saat ini telah memanas. Terlebih saat Prabowo Subianto memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapres pendamping dirinya pada Pilpres 2024.

Terlebih lagi, Presiden Joko Widodo, kata Faisal, saat ini terlihat terang-terangan mendukung Prabowo-Gibran. Hal ini tentu mengisyaratkan perang terbuka antara Megawati Soekarnoputri selaku pimpinan PDIP dengan Jokowi.


"Pak Jokowi dan Ibu Mega yang kita ketahui punya loyalis yang sangat dalam. Mereka bahkan rela membela mati-matian dalam mendukung," ujar Faisal dalam diskusi yang digelar Jakarta Journalist Center, dengan tema "Menyoal Pemilu 2024 yang Damai dan Aman", Selasa (24/10).

Oleh karena itu, sambung Faisal, semua pihak harus turut serta mencegah potensi polarisasi jelang Pemilu 2024. Sehingga tak terjadi konflik di masyarakat.

"Polarisasi harus diantisipasi oleh Polri, dan harus dilakukan pemetaan titik kerawanan konflik. Potensi kerawanan-kerawanan harus dieliminir," katanya.

Menurutnya, persepsi yang muncul di publik, ada perang dingin antarpenguasa. Jokowi yang notabene kader PDIP seolah memberi "lampu hijau" untuk Gibran bersanding dengan Prabowo.

Di sisi lain, PDIP telah mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD untuk maju pada Pilpres 2024.

"Suhu politik sudah mulai memanas karena ada pencalonan Gibran menjadi semacam ada peperangan antarkekuasaan," ucapnya.

Selain itu, lanjut Faisal, juga harus diwaspadai pihak yang ingin Pemilu 2024 tidak berjalan aman dan damai. Padahal, Pemilu 2024 sangat penting sebagai langkah awal mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Karena ini adalah pijakan menuju Indonesia Emas 2045. Waspadai juga penumpang gelap demokrasi," kata dia.

Selain Faisal, turut hadir dalam diskusi ini yakni Sekjen KIPP, Kaka Suminta; Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso; dan Direktur Eksekutif Perludem, Khoirunnisa Nur Agustyati.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya