Para penyuluh pertanian menjadi kunci dalam menghadapi climate change dan El Nino yang masih melanda hingga saat ini. Sehingga setiap permasalahan yang dialami petani bisa segera diantisipasi dan dicari solusinya.
Hal tersebut mencuat saat Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar Webinar Program Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino di Ruang Agriculture War Room (AWR) Kementan, Rabu (18/10).
Webinar bertemakan “Pembinaan Penyuluh Pertanian dalam rangka Pengawalan Gernas Penanganan Dampak El Nino” ini dihadiri oleh penyuluh pertanian di 10 Provinsi yang terkena dampak El Nino. Yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Lampung secara online sebanyak 19.947 peserta. Webinar juga dihadiri oleh Plt Mentan, Wamen, Eselon I dan II di lingkup Kementan.
Plt Menteri Pertanian (Mentan), Arief Prasetyo Hadi menyampaikan, sejak minggu lalu seluruh Eselon I dan II beserta jajarannya sudah menyusun
Quick Win terkait Gernas El Nino dan langkah apa yang akan dikerjakan 3 bulan ke depannya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan sudah mempresentasikan bagaimana cara untuk mendapatkan produktivitas lebih tinggi dan lebih baik untuk 3 bulan ke depan, termasuk target 37 juta ton. Sehingga memerlukan kerja sama seluruh insan pertanian termasuk petani dan penyuluh.
"Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua yang ada di 10 provinsi yang terkena dampak El Nino," ujar Arief, dalam keterangannya, Kamis (19/10). "Kerahkan seluruh Eselon I ke 10 provinsi ini. Pastikan benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Jika pupuk bersubsidi sulit maka pupuk komersial harus ada."
Untuk asuransi pertanian, dirinya meminta agar penyuluh-penyuluh seluruh Indonesia untuk mensosialisasikannya. Hal ini penting, karena jika ada gagal panen maka ada uang sebagai pengganti yang bisa digunakan petani untuk kembali beraktivitas.
Arief juga meminta agar produktivitas dapat ditingkatkan, dari semula 5,2 ton per hektare menjadi 5,4 ton per hektare, dan dari 5,5 sampai 5,8 ton per hektare. Lalu didetailkan satu per satu mulai pupuk dan benih, dan menetapkan penanggung jawab per wilayah.
"Penyuluh pertanian merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan. Sehingga kehadiran penyuluh harus bisa menjadi jurubicara dan harus bisa mendengarkan keluh kesah para petani," ucapnya.
"Jika ada masalah seharusnya penyuluh berada di depan dan laporkan kepada pemerintah pusat. Para Eselon I, II, Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota harus peduli terhadap permasalahan para petani dan harus mengeksekusi di lapangan secara langsung. Ini dilakukan untuk mengembalikan kejayaan pertanian Indonesia," sambungnya.
Selain itu, lanjut Arief, para penyuluh harus bisa menjadi fasilitator, inisiator, motivator, dinamisator, edukator, dan advaiser terhadap para petani.
"Saya akan menemui Bapak dan Ibu semua di 10 provinsi yang terkonsentrasi untuk peningkatan produksi. Kerahkan seluruh sumber daya, benihnya harus bagus, pupuknya harus ada. Kalau pupuk subsidi sulit maka kita sudah menyiapkannya," tegas Arief.
"Untuk asuransi pertanian agar dapat dikomunikasikan kepada para petani, dan saya sudah berkomunikasi dengan Dirut Jasindo untuk membantu komunikasi terakhir kepada para petani," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan, kegiatan Webinar Gernas penanganan dampak El Nino di 10 provinsi yang terdampak merupakan daerah sentra produksi. Webinar juga dilakukan dalam rangka persiapan musim tanam I atau musim rendeng.
Dedi meminta agar penyuluh harus memastikan ketersediaan sarpras di lapangan, teknologi budidaya, pemupukan berimbang, panen dan pascapanen, termasuk melakukan pendampingan kepada petani. Dan penyuluh harus selalu hadir bagi petani dalam suka dan duka.
Untuk mengantisipasi musim rendeng di mana berdasarkan info BMKG bahwa musim hujan atau jadwal tanam akan mundur 1-3 dasarian, tutur Dedi, maka peran penyuluh pertanian diharapkan dapat mengawal dan memastikan ketersediaan sarana produksi, transfer inovasi teknologi pertanian. Dan melakukan pendampingan kepada petani untuk memastikan usaha tani yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Program Gernas Penanganan Dampak El Nino merupakan upaya peningkatan peran Penyuluh Pertanian dalam kegiatan pengawalan dan pendampingan pembangunan pertanian yang saat ini difokuskan pada kegiatan pengawalan penanggulangan dampak El Nino di 10 provinsi dan 115 kabupaten.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan peran Penyuluh Pertanian (PNS/PPPK/THL-TB PP) di 10 provinsi dalam pengawalan dan pendampingan di Lokasi Gernas Dampak El Nino.
Kehadiran seluruh calon peserta pada kegiatan webinar diharapkan dapat meningkatkan pengawalan dan pendampingan terhadap provinsi yang terkena dampak tersebut.