Ketua Presidium Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso, bersama Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi/Net
Langkah pemerintah melakukan impor jagung pakan mendapat apresiasi dari Ketua Presidium Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso.
Berbicara saat menyampaikan aspirasi para peternak layer atau ayam petelur pada Rabu (18/10) di Kantor Badan Pangan Nasional, Yudianto mengatakan jagung merupakan permasalahan mendesak bagi para peternak saat ini karena menjadi pakan utama ayam petelur.
Dikatakannya, keputusan pemerintah untuk mengimpor jagung pakan sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam membantu para peternak.
Ia juga menyatakan siap membantu pelaksanaan pendataan para peternak yang akan menyerap jagung pakan tersebut.
“Kami siap membantu pendataan peternak yang benar-benar bisa didata untuk penyerapan. Kita harus sama-sama terbuka. Kami ingin menunjukkan peternak yang ada dan berkomitmen untuk menyerap jagung pakan tersebut,” ujar Yudianto, seperti dikutip dari situs Bapanas, Kamis (19/10).
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi memaparkan upaya pemerintah membangun sinergi hulu dan hilir sektor perunggasan di tengah menurunnya produksi jagung pakan.
“Yang harus dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) adalah fokus pada peningkatan produksi jagung di hulu. Acuannya tentu dari data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah diumumkan," kata Arief, seperti dikutip dari situs Bapanas.
"Sementara di hilir, Badan Pangan Nasional berfokus pada penguatan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) jagung dan stabilisasi harga,” ujarnya.
Menurut data KSA yang dirilis BPS pada Selasa (16/10), luas panen jagung diperkirakan sebesar 2,49 juta hektar yang berarti mengalami penurunan 0,28 juta hektar atau 10,03 persen dibandingkan luas panen tahun sebelumnya.
Sementara itu, untuk produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada 2023 sebesar 14,46 juta ton. Ini menunjukkan adanya penurunan sebanyak 2,07 juta ton atau 12,50 persen dibandingkan tahun lalu.
“Dengan adanya koreksi data tersebut, ini menjadi momentum yang baik bagi pemerintah untuk semakin meningkatkan kinerjanya," kata Arief yang juga menjabat Plt. Menteri Pertanian.
"Tugas kami tentu melayani. Tidak ada eksklusivitas baik di Kementan maupun Bapanas. Ini karena saya diminta oleh Bapak Presiden untuk mengonsolidasikan semua hal, melakukan perbaikan, dan berkomunikasi dengan seluruh pihak yang terkait,” ujarnya.
Berdasarkan prognosa neraca jagung nasional, diperkirakan dalam empat bulan akhir tahun 2023 neraca bulanan jagung mengalami defisit.
Merujuk Panel Harga Pangan Bapanas pada Rabu (18/10), harga rata-rata jagung pipilan kering di tingkat petani sebesar Rp 5.510 per kg, berada di atas Harga Acuan Pemerintah (HAP) sebesar Rp 3.970 per kg. Sementara di tingkat konsumen, harga rata-rata jagung pipilan kering sebesar Rp 7.282 per kg, di atas HAP sebesar Rp 5.000 per kg.
Untuk itu, guna membantu peternak rakyat yang saat ini memerlukan pasokan jagung pakan yang memadai, pemerintah akan melakukan impor jagung sebanyak 500 ribu ton yang dikhususkan untuk stabilitas harga di tingkat peternak.
Arief menegaskan, impor jagung tersebut dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani tetap baik.