Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Saudi Aramco Bakal Tingkatkan Investasi di China

KAMIS, 12 OKTOBER 2023 | 15:07 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perusahaan pengekspor minyak terbesar di dunia, Saudi Aramco, terus meningkatkan investasinya di China.

Saudi Press Agency
melaporkan, perusahaan minyak milik negara itu telah menandatangani perjanjian awal dengan tiga entitas China, yaitu; Nanshan Group, Shandong Energy Group, dan Shandong Yulong Petrochemical.

Perusahaan bertujuan membeli 10 persen saham di Shandong Yulong Petrochemical. Dengan perjanjian tersebut, Aramco kemungkinan dapat memasok minyak mentah dan bahan baku lainnya ke Shandong Yulong.

“Sebagai salah satu pusat penyulingan dan bahan kimia terbesar di China, Aramco menghargai Shandong karena kekuatannya saat ini dan prospeknya di masa depan,” kata presiden hilir Aramco Mohammed Al Qahtani, seperti dimuat The National, Kamis (12/10).

“Kami percaya kolaborasi ini mempunyai potensi untuk memungkinkan semua pihak berkontribusi terhadap keamanan dan pembangunan energi Tiongkok, dan membantu dalam menavigasi transisi energi," ujarnya.

Shandong Yulong sedang menyelesaikan pembangunan kompleks penyulingan dan petrokimia yang direncanakan akan memproses sekitar 400.000 barel minyak mentah per hari dan menghasilkan sejumlah besar petrokimia dan turunannya. Fasilitas tersebut berlokasi di kota Longkou dan Yantai di provinsi Shandong, China.

Aramco adalah perusahaan paling bernilai ketiga di dunia, dengan nilai pasar 2,08 triliun dolar AS, di belakang Microsoft (2,44 triliun dolar AS) dan Apple (2,86 triliun dolar AS) pada 6 Agustus. Ini adalah perusahaan terbesar kedua berdasarkan pendapatan setelah Walmart, yang memiliki memegang posisi teratas sejak 2014.

Perusahaan ini telah memperluas kehadirannya di pasar-pasar penting secara global dan memperkuat operasi hilirnya.

Bulan lalu, mereka juga memulai diskusi awal dengan Jiangsu Eastern Shenghong, untuk mengakuisisi 10 persen saham di anak perusahaan petrokimia perusahaan energi yang berbasis di China tersebut.

Agustus lalu, perusahaan mengatakan laba bersih kuartal kedua melemah karena pengurangan produksi sukarela dan harga minyak mentah yang lebih rendah, meskipun hasilnya sesuai dengan ekspektasi analis.

Laba bersih setelah zakat untuk periode tiga bulan hingga akhir Juni turun 38 persen menjadi sekitar 30,1 miliar dolar AS, dari rekor 48,4 miliar dolar AS pada periode tahun sebelumnya, kata perusahaan tersebut pada saat itu.

Pada bulan Agustus, mereka setuju untuk membeli 100 persen saham di Esmax Distribucion, pengecer bahan bakar dan pelumas hilir di Chile, dari perusahaan ekuitas swasta Southern Cross Group.

Sebelumnya pada bulan Juli, Saudi Aramco mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi 10 persen saham Rongsheng Petrochemical yang terdaftar di Shenzhen senilai 3,4 miliar dolar AS.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya