Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pemimpin Islam dan Dua Perusahaan Sudan Disanksi Departemen Keuangan AS

JUMAT, 29 SEPTEMBER 2023 | 07:43 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi terhadap Ali Karti, seorang pemimpin Islam Sudan.

Sanksi terbaru yang diumumkan Jumat (29/9), juga menyasar dua perusahaan, satu milik pasukan paramiliter dan yang lainnya adalah perusahaan yang berbasis di Rusia.

Sudan Tribune melaporkan, sanksi tersebut bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang telah melemahkan upaya untuk menemukan solusi damai dan demokratis di Sudan.

Washington menganggap Karti, seorang menteri luar negeri di bawah mantan presiden Sudan Omer al-Bashir, sebagai ancaman atas stabilitas dan keamanan di negara Afrika itu.

"Karti telah memimpin upaya untuk menggagalkan kemajuan Sudan menuju transisi demokrasi penuh, termasuk dengan melemahkan pemerintahan transisi yang dipimpin oleh sipil dan proses Perjanjian Kerangka Politik, yang berkontribusi terhadap pecahnya pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 15 April 2023," kata OFAC.

Menurut keterangan, kedua perusahaan yang disanksi AS adalah perusahaan afiliasi RSF yang menghasilkan pendapatan dan berkontribusi terhadap konflik di Sudan.

GSK Advance Company, adalah perusahaan teknologi informasi dan keamanan yang berbasis di Sudan dan dijalankan oleh anggota pasukan keamanan Sudan yang berpengaruh. Faktanya, GSK telah digunakan sebagai saluran pengadaan untuk RSF, salah satu agresor utama dalam konflik di Sudan saat ini.

Sedangkan Aviatrade LLC, adalah perusahaan pemasok militer yang berbasis di Rusia yang telah bekerja sama dengan GSK untuk mengatur pengadaan suku cadang dan perbekalan, serta pelatihan, untuk kendaraan udara tak berawak (UAV) yang sebelumnya dibeli oleh RSF.

GSK dan Aviatrade LLC dianggap bertanggung jawab, atau terlibat  - baik langsung maupun tidak - dalam tindakan atau kebijakan yang mengancam perdamaian, keamanan, atau stabilitas Sudan.

Sanksi tersebut membekukan semua aset individu dan entitas yang ditunjuk yang berada di bawah yurisdiksi AS dan melarang warga AS melakukan transaksi dengan mereka.

Sanksi tersebut merupakan upaya terbaru Amerika untuk menekan pihak-pihak yang bertikai di Sudan agar berhenti berperang dan mencapai penyelesaian damai.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

Makan Bergizi Gratis Ibarat Es Teh

Jumat, 14 Februari 2025 | 07:44

UPDATE

Bungkam City di Etihad, Liverpool Unggul 11 Poin dari Rival Terdekat

Senin, 24 Februari 2025 | 07:39

ADHI Laporkan Telah Gunakan Semua Dana Obligasi 2024

Senin, 24 Februari 2025 | 07:37

CDU/CSU Unggul, Friedrich Merz Calon Kanselir Jerman Selanjutnya

Senin, 24 Februari 2025 | 07:18

OJK: Perlu Upaya Sistematik dan Terkoordinasi untuk Capai Tingkat Market Share

Senin, 24 Februari 2025 | 07:00

Polisi Amankan Remaja Ugal-ugalan Bawa Senjata Tajam

Senin, 24 Februari 2025 | 06:57

20 Siswa SMP Diamankan Polisi

Senin, 24 Februari 2025 | 06:08

Dukungan untuk AHY Mengalir Deras

Senin, 24 Februari 2025 | 05:45

Balada Bayar, Bayar, Bayar

Senin, 24 Februari 2025 | 05:18

Waspada Potensi Banjir Pesisir di 17 Wilayah RI

Senin, 24 Februari 2025 | 04:41

Puncak Arus Mudik Penumpang KA Diprediksi Akhir Maret

Senin, 24 Februari 2025 | 04:30

Selengkapnya