Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso/Net
Untuk mengantisipasi dampak kekeringan terhadap pasokan beras, Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana mengimpor kembali satu juta ton beras dari China tahun depan.
Hal itu diungkap oleh Direktur Utama Perum Blog Budi Waseso dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat CNN Indonesia pada Senin (25/9).
Budi mengatakan, keputusan impor akan diambil menyusul perkiraan BMKG yang menilai bahwa dampak kekeringan diperkirakan masih akan berlangsung hingga tahun depan.
"Prediksi (kekeringan) tidak hanya tahun ini. Nanti BMKG akan memprediksi kira-kira kalau ini ternyata rawan (kondisi cuaca) pasti Presiden mau menugaskan lagi (untuk) cepat ambil langkah-langkah antisipasi," ujarnya.
Selain faktor cuaca, kata Budi, penurunan jumlah pasokan beras juga disebut menjadi salah satu alasan pemerintah melakukan impor.
"Produksi dalam negeri memang ada penurunan, tidak salah siapa-siapa karena kita tidak bisa melawan alam," terangnya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa China dipilih karena sudah siap mengekspor produk ke Indonesia. Sehingga, tidak perlu lagi mengimpor ke negara lain seperti Thailand, Vietnam, dan Pakistan.
"Berarti kalau ada penugasan nanti ke saya (Bulog) 1 juta lagi, saya akan ambil dari negara China. Karena China sudah siapkan 1 juta (ton)," kata Budi.
Dikatakan Budi, impor beras China sebenarnya telah dilakukan sejak akhir 2022 lalu. Karena masalah cuaca yang berkepanjangan, pemerintah akhirnya mengimpor lagi dari China hingga dua juta ton tahun ini.