Berita

CEO Starbucks Howard Schultz minum dari cangkir Starbucks/Net

Bisnis

Pendiri Starbucks Howard Schultz Mundur dari Dewan Direksi

KAMIS, 14 SEPTEMBER 2023 | 15:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perusahaan jaringan kedai kopi global asal Amerika Serikat bakal ditinggalkan oleh salah satu pendirinya, Howard Schultz, yang memutuskan mengundurkan diri dari dewan direksi.

Pengumuman tersebut disampaikan Starbucks pada Rabu (13/9), dengan mengatakan Schultz akan pensiun sebagai direktur dan itu adalah bagian dari transisi yang sudah direncanakan.

Schultz mendirikan Starbucks pada tahun 1980-an. Dia kemudian menjabat sebagai CEO dari tahun 1986 hingga 2000, kembali menjabat dari tahun 2008 hingga 2017. Lalu pada ia menjabat kbaki dari 2022 hingga 2023.


CEO Starbucks saat ini, Laxman Narasimhan, mengambil alih kepemimpinan dari Schultz pada tanggal 23 Maret, setelah hampir enam bulan bekerja di perusahaan tersebut.

"Saya berharap dapat mendukung para pemimpin generasi berikutnya untuk menjaga Starbucks di masa depan sebagai pelanggan, pendukung, dan advokasi dalam peran saya sebagai ketua emeritus," kata Schultz dalam rilisnya, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (14/9).

Posisi Schultz di dewan direksi Starbucks akan digantikan Wei Zhang efektif 1 Oktober mendatang.

Zhang baru-baru ini menjabat sebagai penasihat senior untuk Alibaba Group dan presiden Alibaba Pictures Group. Dia juga menjabat sebagai dewan direksi untuk Ralph Lauren.

Ia akan menjadi direktur kesembilan, dan wanita ketiga, di dewan direksi setelah CEO Land O'Lakes Beth Ford bergabung dengan dewan direksi awal tahun ini.

Dalam rilisnya, ketua dewan direksi Mellody Hobson menyebut Zhang sebagai "seorang inovator dan pengubah permainan" yang "akan membantu membimbing kami seiring kami terus tumbuh sebagai perusahaan global."

“Penambahannya di dewan, dikombinasikan dengan visi Laxman yang inspiratif dan strategis, efektivitas operasional yang terbukti, dan pengalaman mendalam di pasar maju dan berkembang, membuat saya yakin bahwa hari-hari terbaik benar-benar ada di depan kita,” tambah Hobson.

Starbucks telah berkembang secara global. Pada kuartal terakhir perusahaan, pendapatan meningkat 12 persen hingga mencapai rekor 9,2 miliar dolar AS.

Perusahaan tersebut membuka 588 toko baru, sehingga jumlah total tokonya saat ini menjadi 37.222 toko, dengan 51 persen dioperasikan oleh perusahaan dan 49 persen berlisensi.

AS dan China menguasai 61 perssn portofolio perusahaan, dengan masing-masing 16.144 dan 6.480 toko. September lalu, Starbucks mengumumkan pembukaan tokonya yang ke 6.000 di China.

Saham Starbucks turun sekitar 2 persen tahun ini tetapi naik sekitar 9 persen dibandingkan periode waktu yang sama tahun lalu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya