Anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin/Net
Sebagai negara majemuk dengan keanekaragaman budaya, agama dan bahasa, Indonesia memiliki sistem kehidupan sendiri yang tidak dapat meniru sistem kehidupan negara lain.
Karena itu, kata anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin, demokrasi Pancasila menjadi sistem yang paling tepat untuk menyatukan keanekaragaman tersebut.
"Demokrasi Pancasila pilihan yang tepat. Artinya demokrasi Indonesia sudah berada di jalan yang benar," kata Nurul dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (12/9).
Nurul menjelaskan, demokrasi barat bersumber pada tradisi yang menjunjung tinggi nilai kebebasan dan individualisme. Sementara, demokrasi Pancasila muncul karena kesadaran kolektif yang berpangkal dari hubungan yang kokoh antara individu dan kesatuan pergaulan hidup bangsa Indonesia.
"Jadi penerapan yang kita jalankan harus bermuara pada kemanusiaan, karena secara filosofis prinsip demokrasi adalah merangkul dan mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas maupun minoritas," katanya.
Lanjut legislator Partai Golkar itu, dengan menganut sistem demokrasi Pancasila, negara harus mengakomodir aspirasi atau suara rakyat. Pasalnya, dalam sistem demokrasi rakyat memegang kekuasaan penuh atas pemerintahan yang dijamin secara konstitusional.
"Dalam sistem demokrasi Pancasila, kita mengutamakan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Tentunya prinsip tersebut harus dilakukan secara bertanggung jawab agar stabilitas sosial politik tetap terjaga," terangnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan, apabila literasi masyarakat tentang prinsip dan hakekat demokrasi juga harus terus disuarakan.
"Media massa dan negara melalui sistem pendidikan harus memberikan pendidikan politik dan demokrasi yang baik supaya kebebasan berpendapat dapat diutarakan dengan kritis, santun dan bertanggung jawab," pungkasnya.