Berita

Presiden Rusia Vladimir Putin/Net

Dunia

Putin: Ukraina Baru Mau Berdamai Kalau Sudah Kehabisan Tenaga

SELASA, 12 SEPTEMBER 2023 | 19:03 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ukraina hanya akan memulai perundingan damai jika negara itu menghadapi kehabisan sumber daya dan akan mencari dukungan dari Barat untuk mempersenjatai kembali negara mereka.

Sindiran tersebut disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (12/9), dalam sebuah forum ekonomi di Vladivostok, Rusia.

Dalam kesempatan itu, Putin mengklaim bahwa sejauh ini serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia telah gagal, dan tentara Ukraina menderita kerugian besar sejak konflik meletus antara kedua negara itu.

"Saya mendapat kesan bahwa mereka ingin menyerang sebanyak mungkin, kemudian, ketika sumber daya mereka hampir habis, mereka akan menghentikan pertempuran dan memulai negosiasi untuk mengisi kembali sumber daya mereka dan memulihkan kemampuan tempurnya," kata Putin.

Seperti dikutip dari Reuters, Putin juga menyebut bahwa banyak mediator potensial yang bertanya mengenai ketersediaan Rusia untuk menghentikan pertempuran itu, tetapi dia mengklaim bahwa Rusia tidak akan berhenti berperang ketika menghadapi serangan balasan Ukraina.

Agar ada peluang perundingan, kata Putin, Ukraina harus lebih dulu membatalkan larangan hukum yang mereka berlakukan sendiri terhadap perundingan perdamaian dan menjelaskan apa yang mereka inginkan.

Saat ini, Rusia tercatat telah menguasai sekitar 18 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi pada 2014 lalu dan sebagian besar wilayah Ukraina timur dan selatan yang dikuasainya pada 2022.

Selama beberapa bulan terakhir, Ukraina telah berusaha untuk mendapatkan kembali sebagian wilayah tersebut dan telah merebut kembali beberapa desa namun mereka belum membuat terobosan teritorial yang signifikan terhadap garis pertahanan Rusia, yang dijaga ketat dan dipenuhi ribuan ranjau darat.

Sejauh ini, Ukraina sendiri telah menyatakan keoptimisannya bahwa mereka tidak akan berhenti sampai setiap tentara Rusia diusir dari wilayahnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya