Berita

Mantan Menteri Pertahanan Aljazair, Khaled Nezzar/Net

Dunia

Hadapi Kasus Kejahatan Perang, Mantan Menhan Aljazair Didakwa Pengadilan Swiss

RABU, 30 AGUSTUS 2023 | 17:05 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kantor Kejaksaan Agung Swiss mengajukan dakwaan kepada eks pemimpin militer Aljazair atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia selama perang saudara di negara tersebut pada 1990-an.

Dakwaan terhadap Khaled Nezzar, yang dulunya merupakan Menteri Pertahanan, diumumkan oleh otoritas Swiss pada Selasa (29/8), berdasarkan tuntutan pidana yang diajukan oleh organisasi non-pemerintah yang berbasis di Swiss, TRIAL International.

Seperti dikutip English Alawsat, Rabu (30/8), di bawah  undang-undang yang diberlakukan Swiss pada 2011, mantan Menhan yang diyakini berada di Aljazair dapat diadili tanpa kehadirannya, terkait dengan tindak pelanggaran yang diduga terjadi antara 1992 hingga 1994 lalu.

Dalam undang-undang tersebut, pengadilan Jenewa memiliki wewenang untuk melakukan penuntutan atas kejahatan serius dan berat kepada siapa pun dan yang terjadi di mana pun berdasarkan prinsip yurisdiksi universal.

Sejauh ini belum ada tanggapan resmi dari Nezzar atau pengacaranya. Namun, mantan Menhan itu sebelumnya telah membantah tuduhan melakukan kesalahan selama perang dalam komentarnya kepada media Aljazair.

Ia diketahui pernah ditangkap di Jenewa pada 2011 lalu, dan dilepaskan dua hari setelah persidangan. Kini dengan adanya dakwaan baru, proses persidangan akan kembali dilanjutkan meskipun Nezzar, yang sekarang berusia 80-an, tidak hadir.

Nezzar menjadi Menteri Pertahanan Aljazair pada 1990 dan terlibat dalam pengambilalihan kekuasaan oleh militer Aljazair pada tahun berikutnya, yang menyebabkan pembatalan pemilihan parlemen yang dimenangkan oleh Front Keselamatan Islam.

Kekacauan tersebut telah memicu kekerasan yang berlangsung selama periode yang dikenal sebagai "perang kotor" hingga 1999 dan menewaskan sekitar 200.000 orang, sebagian besar di antaranya merupakan warga sipil yang menjadi korban pembantaian oleh kelompok yang dianggap sebagai pejuang Islam oleh pihak militer.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya