Berita

Evergrande/Net

Dunia

17 Bulan Ditangguhkan, Saham Evergrande Anjlok 87 Persen

SENIN, 28 AGUSTUS 2023 | 20:56 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Saham China Evergrande Group mengalami penurunan tajam sebesar 87 persen pada Senin (28/8), setelah perdagangan kembali dilanjutkan usai penangguhan selama 17 bulan.

Penurunan drastis ini terjadi setelah perusahaan mengumumkan bahwa mereka telah dengan cukup mematuhi semua panduan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Hong Kong.

Evergrande, yang merupakan pengembang properti dengan utang terbesar di dunia sedang menghadapi krisis di sektor properti China yang telah menyebabkan serangkaian kegagalan pembayaran utang sejak akhir 2021 lalu, dan baru-baru ini mengajukan bangkrut.


Penurunan ini juga terjadi menjelang keputusan pengadilan terkait rencana restrukturisasi utang Evergrande yang melibatkan aset luar negeri senilai hampir 32 miliar dolar, yang dijadwalkan akan diputuskan bulan depan.

Mengutip RTE, Senin (28/8), saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong dikabarkan telah diperdagangkan pada level terendah 0,22 dolar Hongkong (Rp 428) pada Senin ini, yang mengakibatkan kapitalisasi pasarnya menyusut drastis dari Rp 42 triliun menjadi hanya Rp 5 triliun. Hal tersebut merupakan penurunan yang signifikan dari puncak valuasi perusahaan pada 2017 yang mencapai hampir 818 triliun rupiah.

Perdagangan saham China Evergrande Group sempat ditangguhkan sejak 21 Maret 2022, yang menyebabkan hilangnya hampir 2,4 miliar dolar (Rp 36 triliun) dari nilai pasar perusahaan tersebut.

Namun saat ini, anak perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, yaitu China Evergrande New Energy Vehicle Group dan Evergrande Property Services Group, telah melanjutkan perdagangan kembali dalam sebulan terakhir setelah terhenti selama 16 bulan.

Evergrande memiliki risiko akan dihapus sahamnya oleh bursa efek, jika penangguhan perdagangan mencapai 18 bulan.

Dimulainya kembali perdagangan pada ketiga perusahaan ini merupakan momen penting bagi Evergrande Group, karena rencana restrukturisasi utang luar negerinya mencakup sebagian utangnya ke instrumen berbasis ekuitas yang didukung oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Analis pasar seperti Steven Leung, direktur di UOB Kay Hian yang berbasis di Hong Kong memperingatkan bahwa perusahaan akan menghadapi tantangan yang semakin sulit baik dalam operasional maupun kinerja sahamnya.

“Di masa depan, segala sesuatunya akan semakin sulit baik bagi operasional maupun kinerja saham perusahaan properti itu,” kata Steven Leung, direktur UOB Kay Hian yang berbasis di Hong Kong.

Evergrande sendiri menyatakan bahwa kemampuan mereka untuk bertahan tergantung pada berhasil tidaknya implementasi rencana restrukturisasi utang luar negeri mereka, serta kesuksesan dalam negosiasi dengan pemberi pinjaman lainnya mengenai perpanjangan pembayaran.

Sementara pengadilan di Hong Kong dan Kepulauan Cayman akan memutuskan pada awal September ini terkait persetujuan rencana restrukturisasi utang luar negeri yang melibatkan instrumen senilai Rp 484 triliun, termasuk obligasi, agunan, dan kewajiban pembelian kembali.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya