Timnas U-23 Indonesia membuat lingkaran di Bandara Soekarno Hatta/Ist
MINGGU (27/8) petang saya satu pesawat dengan Tim Garuda Muda U-23 dari Bangkok, Thailand. Sama-sama menumpang pesawat berbadan lebar Airbus Garuda GA 867.
Sabtu (26/8) malam tim itu baru saja berlaga dengan Tim Vietnam di final AFF U-23 yang berlangsung di Stadion Rayong, Thailand --2,5 jam berkendara mobil dari Bangkok.
Tampak masih tersisa keletihan di wajah para skuad Garuda Muda itu. Di atas pesawat kebanyakan dari mereka memanfaatkan masa 3,5 jam penerbangan untuk istirahat tidur. Pertandingan kemarin lumayan menguras tenaga, menelan waktu lebih dua jam. Skor tetap sama 0-0 sehingga terjadi perpanjangan waktu. Kemudian lanjut dengan adu penalti.
Malam itu tim kita bermain cukup hebat. Tentang keperkasaannya di lapangan sudah banyak diulas di media. Iringan doa-doa dan
support yang menyaksikan laga itu pun hampir tiada henti di Tanah Air.
Banyak juga suporter yang terbang langsung ke Bangkok untuk menyaksikan laga mereka di Stadion Rayong. Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama rombongannya sejak siang sudah berada di Rayong. Sore menjelang pertandingan, Erick Thohir mengirimi saya foto-foto Menteri BUMN itu telah bergabung dengan Tim Garuda Muda. "Mohon doa untuk kemenangan tim kita," sapa Erick di WhatsApp.
Peluang untuk menang dan memboyong Piala Juara AFF U-23 2023 ke Tanah Air, cukup besar. Kita memang berharap Tim U-23 dapat mengulang sukses yang sama tahun 2019 di Kamboja.
Jika menang, di Tanah Air tentu telah disiapkan pesta penyambutan, pawai keliling kota, dan beranjangsana ke Istana bertemu Presiden RI. Karena ini tahun politik di Tanah Air, terbayang juga di pohon-pohon dan di seantero jalan membentang poster dan baliho ucapan selamat dari para politisi yang memajang foto wajah mereka masing-masing. Jangan-jangan tukang poster sudah mencetak itu.
Apalagi di laga Semifinal AFF U-23 itu Tim Garuda Muda berhasil merontokkan kedigdayaan Tim Thailand di kandangnya sendiri. Kemenangan itu disambut di mana-mana karena itu peristiwa jarang terjadi.
Menurut catatan, dari sejumlah laga Thailand VS Indonesia, 16 kali Thailand menang, sedangkan Indonesia hanya 6 kali. Sisanya, dua kali imbang antara kedua timnas tersebut. Enam kali kemenangan Tim Garuda atas Thailand terjadi pada: 1979, 1989, 1991, 2011, 2019, dan 2023.
Namun, mengutip istilah "jadul" (jaman dulu), "Dewi Fortuna" belum berpihak pada Tim kita. Akhir pertandingan semua sudah tahu: 5-6.
Upacara KecilKami satu pesawat dengan Tim Garuda Minggu petang itu secara kebetulan. Saya malah baru tahu saat
check in di counter Garuda di Bandara Suvarnabhumi. Yang memberi tahu Sunaryo, General Manager Garuda di Thailand. Kami tengah mengobrol ketika rombongan Garuda Muda mengantri di
counter sebelah.
Di atas pesawat saya bertegur sapa dan foto bersama dengan Jeam Kelly Sroyer, pemain Persik Kediri asal Papua. Saya menyalami dan mengucapkan selamat. Dia menyambut sambil tersipu. "Hanya juara
runner up," ucap dia merendah.
Saya membesarkan hatinya. Itu juara juga, apalagi hanya kalah dalam adu penalti. Kelly termasuk pemain yang bikin Tim Thailand frustrasi di laga final kemarin. Satu dari tiga gol tim Garuda Muda disarangkan oleh Kelly Sroyer lewat tembakan keras dari luar kotak penalti.
Jeam Kelly Sroyer lahir di Biak, Papua, pada 11 Desember 2002. Karier sepak bola profesional Jeam Kelly dimulai ketika ia membela PSBS Biak. Ia mulai mencuri perhatian saat bermain di Liga 2 2021.
Di Liga 2 musim itu, Jeam Kelly mencatatkan 10 penampilan dengan torehan satu gol. Atas performa apiknya itu pula, Persik Kediri merekrutnya pada bursa transfer tengah musim Liga 1 2022.
.
Tiba di Bandara Soekarno Hatta malam hari karena penerbangan dari Bangkok sempat
delay satu jam. Saya menyaksikan pemandangan yang berbanding terbalik dengan yang saya bayangkan tadi.
Saat antre menunggu koper bertemu lagi dengan rombongan Garuda Muda itu. Tidak terlihat ada penjemputan khusus buat mereka.
Sama dengan penumpang lain, satu-persatu skuad Garuda Muda menunggu kopernya dan menentengnya ke luar bandara. Sebelum berpisah mereka terlihat hanya bikin upacara kecil. Berkumpul melingkar sebelum kembali ke rumah masing-masing.
Hahh!? Apakah demikian adab bangsa kita, hanya siap untuk menang?
Penulis adalah Wartawan Senior