Berita

Presiden RI Joko Widodo/Net

Dunia

Jika Gabung BRICS, Indonesia Bisa jadi Kekuatan Penyeimbang

SENIN, 21 AGUSTUS 2023 | 14:29 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Rencana Presiden RI Joko Widodo untuk menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan memunculkan spekulasi bahwa Indonesia mungkin bergabung dalam kelompok ekonomi besutan China dan Rusia tersebut.

Tetapi hingga saat ini, pemerintah RI belum memberikan keputusan yang jelas tentang pengajuan keanggotaan Indonesia di BRICS.

Menurut Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Pertahanan (Unhan) Anak Agung Banyu Perwita, Indonesia tidak perlu mengajukan keanggotaan, kecuali jika diminta langsung dapat menjadi pertimbangan.


"Saya pikir Indonesia tidak perlu mendaftar (keanggotaan BRICS), tetapi bila ditawari, ya oke lah," kata Anak Agung kepada Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (21/8).

Lebih lanjut, ia juga menilai bergabungnya Indonesia dalam BRICS tidak menunjukkan keberpihakan pada China seperti yang dikhawatirkan publik. Alih-alih, keanggotaan Indonesia bisa memperkuat peran sebagai penyeimbang di antara kekuatan dunia.

"Kita kan punya prinsip non-blok. Potensi ekonomi dan politiknya (BRICS) sangat besar, kita justru akan menjadi kekuatan penyeimbang di antara kekuatan dunia," jelasnya.

Presiden Jokowi telah memulai perjalanan perdananya ke Afrika sejak sembilan tahun menjabat pada Minggu (20/8). Selain menghadiri KTT BRICS yang digelar pada 22-24 Agustus, Jokowi juga akan mengunjungi negara Afrika lainnya, seperti Kenya, Tanzania dan Mozambik.

BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, dibentuk pada 2009 atas inisiatif Rusia. Tujuannya, mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait.

BRICS kerap dipandang sebagai “kutub perlawanan” terhadap kelompok ekonomi G7 yang beranggotakan AS, Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang.

Data IMF tahun 2022 mengungkap total gabungan pendapatan domestik bruto (PDB) BRICS telah mencapai 22,5 triliun dolar AS. Jumlah itu melampaui PDB G7 yang mencapai 21,4 triliun dolar AS.

Negara BRICS kini dinilai menjadi aktor penting dan signifikan dalam memerangi pertumbuhan ekonomi serta konteks politik global.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya