Berita

Tuvalu/Net

Dunia

Permukaan Laut Pasifik Naik Lebih Cepat, Tuvalu hingga Kapulauan Solomon Terancam

JUMAT, 18 AGUSTUS 2023 | 09:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Permukaan air laut di Pasifik Barat Daya dilaporkan naik lebih cepat daripada rata-rata global. Situasi ini mengancam pulau-pulau dataran rendah, seperti Tuvalu dan Kepulauan Solomon.

Dalam laporan Keadaan Iklim di Pasifik Barat Daya 2022 pada Jumat (18/8), Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan ketinggian air naik sekitar 4 mm per tahun di beberapa area, sedikit di atas tingkat rata-rata global.

Hal ini membuat wilayah dataran rendah seperti Tuvalu dan Kepulauan Solomon dari waktu ke waktu dapat menjadi banjir, menghancurkan tanah pertanian dan layak huni dengan penduduk yang tidak dapat pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Laporan tersebut menambahkan bahwa gelombang panas laut telah terjadi di wilayah yang luas di timur laut Australia dan selatan Papua Nugini selama lebih dari enam bulan, memengaruhi kehidupan laut dan mata pencaharian masyarakat setempat.

Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas mengatakan bahwa El Nino, pemanasan suhu permukaan air di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah yang kembali terjadi tahun ini, akan sangat mempengaruhi kawasan tersebut.

"Ini akan berdampak besar pada wilayah Pasifik Barat Daya karena sering dikaitkan dengan suhu yang lebih tinggi, pola cuaca yang mengganggu, dan lebih banyak gelombang panas laut serta pemutihan karang," kata Taalas, seperti dikutip Reuters.

Pada tahun lalu, wilayah Pasifik Barat Daya mencatat 35 bencana alam, termasuk banjir dan badai, yang menewaskan lebih dari 700 orang, menurut laporan tersebut. Bahaya ini secara langsung mempengaruhi lebih dari 8 juta orang.

Meskipun jumlah peristiwa cuaca bencana yang dilaporkan di wilayah tersebut menurun tahun lalu dibandingkan tahun 2021, skala kerugian ekonomi akibat banjir dan peristiwa cuaca meningkat.

Kerusakan akibat banjir, termasuk di Australia dan Filipina, mencapai $8,5 miliar, hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya