Berita

Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun/Net

Politik

Bukan Kritik Tajam, Perilaku Korup yang Hilangkan Budi Pekerti Luhur Bangsa

KAMIS, 17 AGUSTUS 2023 | 20:44 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Hilangnya budi pekerti luhur bangsa Indonesia bukan karena kritik tajam, melainkan karena performa elite politik dan pemerintahan korup yang tidak bisa menunjukkan keteladanan.

Begitu yang disampaikan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, merespons pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di acara Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR serta DPD RI di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu kemarin (16/8).

Ubedilah mengatakan, pidato Presiden Jokowi yang perlu disorot adalah terkait kritik tajam yang disebut sebagai kebablasan dan menunjukkan mulai hilangnya budi pekerti luhur bangsa.

"Padahal hilangnya budi pekerti di Indonesia justru karena performa elite politik dan pemerintahan yang korup, yang tidak bisa menunjukkan teladan," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/8).

Sebab, kata Ubedilah, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) sesungguhnya adalah perilaku yang sangat bertentangan dengan budi pekerti yang luhur.

"Sebab korupsi adalah perbuatan yang tidak luhur atau tidak elok di mata bangsa Indonesia bahkan di mata dunia," pungkas Ubedilah.

Sebelumnya, Jokowi menyampaikan isi hatinya kepada seluruh masyarakat Indonesia tentang beratnya menjadi seorang presiden. Jokowi mengaku, seluruh limpahan kekesalan masyarakat kepada dirinya sampai juga ke telinganya, dari amarah rakyat hingga ejekan.

"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Ya ndak apa, sebagai pribadi saya menerima saja," kata Jokowi, Rabu (16/8).

Jokowi mengaku sedih lantaran budaya budi pekerti luhur bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur karena bebas mengutarakan kalimat kurang sopan secara terbuka.

"Tapi yang membuat saya sedih budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia. Memang tidak semua seperti itu. Saya melihat mayoritas masyarakat juga sangat kecewa dengan polusi budaya tersebut," tutur Jokowi.

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Kejagung di Bawah ST Burhanuddin, Anak Buah Jalan Masing-masing

Rabu, 25 September 2024 | 17:11

Warganet Geram Bahlil Bandingkan Diri dengan Rasulullah: Maaf Nabi Tidak Minum Alkohol

Kamis, 26 September 2024 | 07:43

Salaman Andika Perkasa Dicuekin Kapolda Jateng dan Pj Gubernur

Rabu, 25 September 2024 | 11:18

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

UPDATE

Romo Benny, Sosok Penyebar Cinta Damai dan Kerukunan Antarumat Beragama

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 08:05

FTA, Memperkuat Demokrasi Liberal Ala Amerika (Bagian I)

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:36

KITB Makin Menarik Perhatian Investor, Dua Pabrik Mulai Beroperasi

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:32

Kabar Duka, Romo Benny Meninggal Dunia

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:22

Warga Mulai Menyemut Penasaran Lihat Alutsista TNI

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:09

Biden Ragukan Pemilu Presiden AS akan Berlangsung Damai

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 07:02

Harga Minyak Mentah Indonesia Turun ke 72,54 Dolar AS per Barel

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:45

Ciputra Serok 46,8 Juta Saham MTDL Seharga Rp22,5 Miliar

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:18

Perahu Kayu Produksi Demak Tak Kalah Peminat dari Jepara

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 06:13

Penyusunan Rencana Zonasi Tata Ruang Laut Perlu Sinergitas Stakeholder

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 05:58

Selengkapnya