Berita

Ilustrasi pertambangan batubara/Net

Publika

Hilirisasi Pertambangan Mineral Batubara

KAMIS, 17 AGUSTUS 2023 | 17:24 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

HILIRISASI sebenarnya sudah dijadikan program pemerintah sejak pemerintahan terdahulu. Konsep hilirisasi dikembangkan dari definisi nilai tambah (value added).

Nilai tambah dalam ilmu ekonomi makro, yang ditulis oleh N. Gregory Mankiw, adalah nilai output sebuah perusahaan dikurangi dengan nilai barang intermediate, yang dibeli oleh perusahaan lain.

Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai Presiden ketiga NKRI, kerap mengumandangkan aplikasi tentang nilai tambah. Memproduksi sebuah pesawat udara akan lebih produktif dalam menghasilkan nilai tambah jauh lebih besar dibandingkan terhadap luasan lahan hektaran, yang digunakan untuk memproduksi beras ketan.

Selanjutnya pemerintahan Orde Reformasi berikutnya semakin menggiatkan aplikasi konsep hilisasi, termasuk periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Misalnya bagaimana mengembangkan produk turunan yang banyak dari industri minyak kelapa sawit. Industri tersebut misalnya industri minyak goreng, kosmetika, sabun, biosolar, dan lain sebagainya.

Berbagai insentif kebijakan dibuat oleh pemerintah untuk mengembangkan industri turunan dari minyak kelapa sawit. Demikian pula dengan komoditas lainnya. Bahkan dibangun berbagai kawasan industri secara khusus untuk melakukan percepatan pembangunan hilirisasi, agar nilai tambah industri meningkat.

Selanjutnya aplikasi konsep hilirisasi agroindustri dilanjutkan pada sektor pertambangan mineral batubara, antara lain digunakannya instrumen UU 3/2020 tentang Pertambangan Mineral Batubara. Ijang Suherman dan Ridwan Saleh (2018) menghitung nilai tambah pertambangan nikel ore dari sumber PT Aneka Tambang dan PT Macika Mineral Industri.

Nilai tambah nickel ore tersebut sebesar 8,26 dolar  AS per ton. Kemudian nilai tambah pengolahan pemurnian feronikel sebesar 5.386,9 dolar AS per ton.

Artinya, hilirisasi dari memproduksi nikel ore menjadi feronikel telah meningkatkan nilai tambah. Akan tetapi besar nilai tambah dalam memproduksi hilirisasi dapat berbeda, misalnya pada perbandingan nilai tambah dalam memproduksi nickel matte, ferronickel, NPI, dan NiOH.

Pendekatan perhitungan nilai tambah menggunakan pendekatan positivism, kemudian terkesan menghasilkan nuansa yang berbeda dibandingkan pendekatan kesejahteraan ekonomi. Itu seperti ketika membandingkan siapa yang diuntungkan, siapa yang dirugikan, serta berapa besar untung rugi tersebut.

Pendekatan kesejahteraan ekonomi dengan menghitung besar luas daerah di bawah kurva pada surplus produsen, surplus konsumen, kehilangan (loss) produsen, kehilangan konsumen, total kehilangan, dan pajak atas suatu perubahan kebijakan pemerintah.

Atas perubahan nilai tambah yang membandingkan perubahan kesejahteraan para pelaku ekonomi dalam menghitung besar kesejahteraan ekonomi hilirisasi pertambangan nikel, maka terjadi diskusi yang viral.

Perdebatan tersebut, karena menggunakan pendekatan yang berbeda antara aplikasi  ilmu ekonomi makro tentang nilai tambah, kemudian surplus, loss, dan pajak, yang dihitung dari fungsi penawaran dan permintaan nikel pada ilmu ekonomi mikro.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

Presiden Prabowo Puji Mentan Amran atas Pengendalian Pertanian yang Sangat Baik

Senin, 03 Februari 2025 | 21:39

Alasan Komisi IX DPR dan Kepala Badan Gizi Nasional Rapat Tertutup

Senin, 03 Februari 2025 | 21:25

Fakta di Balik Aksi Bandar Narkoba yang Ngaku Setor Rp 160 Juta ke Polisi

Senin, 03 Februari 2025 | 21:17

Lima Polisi Bakal Jalani Sidang Etik Kasus Pemerasan Anak Bos Prodia

Senin, 03 Februari 2025 | 21:00

Bahlil Jegal Warung Kecil, Rakyat Menderita, Prabowo Dikhianati?

Senin, 03 Februari 2025 | 20:53

Demokrat Soroti Munculnya LPG 3 Kg Warna Pink: Jangan Sampai Kuning Kalah

Senin, 03 Februari 2025 | 20:49

Inspeksi Coretax, Airlangga Tak Mau Penerimaan Negara Terganggu

Senin, 03 Februari 2025 | 20:49

Ketua Umum PB IMSU Apresiasi Agus Andrianto Copot Petugas Korup

Senin, 03 Februari 2025 | 20:43

Brimob Polda Jateng Panen 9 Ton Jagung Dukung Ketahanan Pangan

Senin, 03 Februari 2025 | 20:42

Launching MBG di Jatim, Zulhas Serahkan Gapok untuk Siswa Yatim Piatu

Senin, 03 Februari 2025 | 20:39

Selengkapnya