Jaringan kelompok teroris Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) masih mengakar kuat, terutama di Suriah dan Irak.
Begitu yang disampaikan para pakar PBB dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip dari Mehr News pada Rabu (16/8).
Meskipun sudah dimusnahkan, hingga hari ini, ISIL disebut masih memiliki ribuan pasukan di kedua negara tersebut.
"ISIL memimpin antara 5.000 hingga 7.000 pejuang di bekas bentengnya di Suriah dan Irak," ungkap pakar PBB.
PBB juga menilai risiko kebangkitan ISIL masih akan tetap ada dan kondisinya sangat dinamis.
ISIL diperkirakan tengah mengadaptasi strategi yang lebih hati-hati dengan menyatu bersama penduduk lokal dan menghindari pertempuran yang mungkin mengakibatkan kerugian terbatas.
"Secara tak terduga, ISIL bisa jadi tengah membangun dan merekrut kembali anggotanya dari kamp-kamp timur laut Suriah, termasuk negara tetangga Irak," ungkapnya.
Pada tahun 2014, ISIL mendeklarasikan kekhalifahan gadungan di sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.
Kelompok itu dikalahkan di Irak pada 2017 setelah pertempuran tiga tahun yang menyebabkan puluhan ribu orang tewas dan kota-kota hancur. Tapi ISIL masih memiliki sel di Irak dan Suriah.
Selain di Timur Tengah, ISIL juga menimbulkan ancaman teroris paling serius di Afghanistan dan wilayah yang lebih luas.
ISIL diperkirakan telah meningkatkan kemampuan operasionalnya di Afghanistan dan memiliki antara 4.000 dan 6.000 pejuang di sana.