Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa (Sema) Universitas Paramadina, M Afiq/Ist
Kesibukan Presiden Joko Widodo yang belakangan lebih mementingkan politik Pemilu 2024 dibanding nasib rakyat membuat mahasiswa gerah.
Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa (Sema) Universitas Paramadina, M Afiq memandang, isu-isu penting mengenai kesengsaraan rakyat kian redup dan tidak mendapat perhatian dari kepala negara.
"Publik disibukkan oleh drama politik elite oligarki yang menjijikkan, saling jegal-jegal kepentingan dalam partai maupun instrumen kekuasaan seolah isu penting bagi masyarakat," kritik M Afiq dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Kamis (10/8).
Ia lantas kembali mengingatkan dosa-dosa Presiden Joko Widodo selama memimpin Indonesia hingga dua periode ini. Salah satunya soal penerapan UU Cipta Kerja yang lebih menguntungkan pengusaha kelas kakap dan menyengsarakan buruh.
"Jokowi dan elite lainnya yang bersekongkol lupa bahwa dosa-dosa mereka mesti mereka tebus. UU Cipta Kerja yang disahkan melalui tangan kekuasaan tirani Perppu, memberangus prinsip demokrasi bagi rakyat," sambungnya.
Dalam UU Cipta Kerja, janji kemudahan investasi dinilai hanya mengakomodir elite oligarki kian langgeng.
Oleh karenanya, ia menganggap wajar jika hari ini, buruh hingga mahasiswa menggelar aksi demokrasi jalanan melalui demonstrasi di sejumlah titik di ibukota.
"Presiden Jokowi mesti tanggung jawab membayar dosanya dengan mencabut UU Cipta Kerja yang berpihak pada kaum pemodal. Cabut UU Cipta Kerja dan berhenti mengurusi Pemilu 2024. Urusi rakyatmu!" tutupnya.