Berita

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto/Net

Politik

PKS: Rencana Ekspor Listrik ke Singapura Tidak Relevan dengan Konsep Ketahanan Energi Nasional

RABU, 09 AGUSTUS 2023 | 04:56 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Rencana Pemerintah melakukan ekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura, dikritik wakil rakyat di DPR RI. Kebijakan itu, dipandang tidak relevan dengan kerangka strategi ketahanan energi nasional.

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengatakan, saat ini bauran energi baru terbarukan (EBT) dalam negeri saja masih jauh dari target. Karena itu, sangat aneh bila Pemerintah terburu-buru melakukan ekspor ke negara lain.

Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga EBT baru mencapai 12,73 gigawatt (GW) atau 15 persen dari total pembangkit sebesar 84,8 GW per semester I tahun 2023.


Kata Mulyanto, angka tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu bauran EBT mencapai 23 persen pada tahun 2025.

"Ini namanya pembangunan yang tidak selaras dengan prioritas kebutuhan bangsa. Sekadar memanfaatkan sumber kekayaan alam yang ada di Indonesia untuk kepentingan negara lain," kata Mulyanto kepada wartawan, Selasa (8/8).

Legislator PKS ini menegaskan, Pemerintah harus bisa memprioritaskan kepentingan nasional daripada kepentingan negara lain. Pemerintah jangan malah senang dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin menjadikan Indonesia sebagai penyedia kebutuhan EBT negara lain.

"Ini kan mirip-mirip dengan kasus ekspor pasir laut ke Singapura," katanya.

Dikabarkan sebelumnya, perusahaan EBT berbasis di Singapura, Vena Energy menargetkan dapat mengekspor listrik lintas negara sebesar 2,5 terawatt hour (TWh) lewat investasi anyar pabrik panel surya dan sistem penyimpanan baterai terintegrasi di Batam, Kepulauan Riau.

Proyek ini memiliki kapasitas lebih dari 2 GW tenaga surya dan sistem penyimpanan energi baterai yang berpotensi menampung lebih dari 8 GWh energi bersih.

"Untuk kebutuhan sendiri saja kurang, kok malah berpikir ekspor. Ini namanya salfok. Salah fokus," demikian Mulyanto.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya