Tentara Ukraina dari Brigade ke-35 di sebelah tank Rusia yang hancur/Net
Ukraina telah menyerahkan beberapa tank Rusia yang dirampas dan dihancurkan ke pemerintah Inggris untuk dipelajari oleh para ahli.
Kabar tersebut disampaikan Kepala Staf Pertahanan Inggris, Laksamana Sir Tony Radakin, yang dimuat The Telegraph, Selasa (18/7).
"Kami memiliki ilmuwan yang mengungkap detail yang mungkin dimiliki negara lain ke tingkat yang benar-benar forensik," kata Radakin.
Radakin mengatakan, studi tentang tank Rusia dilakukan di Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan di Porton Down.
"Studi bertujuan untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti, bagaimana cara kerja peralatan mereka, bagaimana kita bisa mengalahkannya, bagaimana kita bisa memiliki baju besi yang lebih baik, bagaimana bisa kita mengganggu komunikasi mereka, bagaimana kita memastikan bahwa kita dapat menembus pertahanan mereka," kata pejabat itu menjelaskan.
Radakin menambahkan bahwa London bersedia untuk berbagi temuannya dengan sekutu, menunjukkan bahwa Moskow mungkin berbahaya di masa depan.
Menteri Pertahanan Ben Wallace juga dikutip oleh The Telegraph mengatakan bahwa dia tidak akan membalikkan tren yang telah membuat militer Inggris menyusut ke tingkat personel yang sangat rendah dalam beberapa tahun terakhir.
Wallace mengumumkan kepergiannya yang akan datang dari kantor tersebut minggu lalu, tetapi bersikeras bahwa London akan menyalurkan lebih banyak uang untuk senjata berteknologi tinggi.
Sementara itu, berbicara kepada media Rusia pada Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa para ahli juga mempelajari senjata Barat yang disita.
“Jika ada kesempatan untuk melihat ke dalam dan melihat apakah ada sesuatu yang bisa kita terapkan, mengapa tidak?" kata Putin.
Putin buru-buru menambahkan, bagaimanapun, bahwa tank tempur utama T-90 Rusia adalah yang terbaik di dunia.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, militer Ukraina telah kehilangan 3.000 unit alat berat militer sejak melancarkan serangan balasannya pada awal Juni. Putin mengatakan pekan lalu bahwa sekitar 300 kendaraan lapis baja buatan Barat termasuk di antara perangkat keras Ukraina yang hancur.
Bulan lalu, Forbes menggambarkan serangan balasan Ukraina sebagai bencana, dan The New York Times melaporkan pekan lalu bahwa Kyiv telah kehilangan 20 persen peralatan yang dikirim ke pertempuran selama tahap awal operasi.